URBAN farming merupakan istilah yang merujuk pada kegiatan bercocok tanam atau beternak secara mandiri di wilayah perkotaan. Pemanfaatan lahan sempit seperti pekarangan, atap gedung atau rumah, pinggir jalan raya, pinggiran sungai atau tempat-tempat lainnya di perkotaan dapat digunakan sebagai lahan pertanian.
Cara bercocok tanam seperti ini menjadi solusi permasalahan pertanian di tengah kondisi lahan yang makin terbatas akibat pertumbuhan penduduk yang kiat meningkat. Urban farming juga diharapkan dapat menjadi cara untuk mencegah krisis pangan dimasa depan, dan juga sebagai solusi ekonomis bagi masyarakat dalam menghadapi kenaikan harga-harga bahan pangan. Pembuatannya pun tidak banyak mengeluarkan biaya. Anda bisa memanfaatkan barang bekas seperti botol plastik, plastik kemasan dan kaleng untuk digunakan kembali (recycle) sebagai pot untuk tanaman. Sedangkan untuk tempat memelihara ikan dapat menggunakan botol kaca, kaleng cat besar atau memodifikasi ban bekas berukuran besar.
Urban farming biasanya dilakukan dengan menanam tanaman yang sering dikonsumsi seperti sayuran dan buah-buahan, serta tanaman hias. Selain bercocok tanam, urban farming juga bisa dilakukan dengan cara beternak hewan seperti unggas, kambing dan ikan. Namun, untuk berternak hewan Anda perlu menyesuaikan lahan yang dimiliki dengan jenis ternak yang akan dipelihara.
Untuk media tanam pun tidak selalu menggunakan tanah, bisa dengan air, arang sekam dan sabut kelapa. Untuk pemeliharaannya terbilang mudah namun butuh keterampilan dan ketelatenan. Bagi jenis tanaman konsumsi, disarankan untuk menggunakan pupuk organik dan pestisida alami agar lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi.
Urban farming dapat diterapkan melalui beberapa metode. Pertama, penanaman hidroponik. Kedua, metode penanaman secara vertikultur atau penanaman bertingkat dengan memanfaatkan bidang vertikal seperti dinding. Ketiga, metode aquaponik. Aquaponik adalah metode menanam tanaman bersamaan dengan budidaya ikan dalam satu wadah. Keempat, kebun di atap gedung atau rumah. Metode ini memanfaatkan lahan sempit di atap dengan menggunakan media tanah serta pot sebagai wadah menanam. Kelima, taman gantung dengan cara menanam tanaman di dalam pot lalu digantung dan diatur sesuai tempat yang memadai.
Dilansir dari alodokter, selain menyenangkan dan ekonomis, urban farming juga mendatangkan beberapa manfaat bagi kesehatan, yaitu:
- Memenuhi asupan nutrisi
Produk urban farming dinilai lebih segar dan bergizi, dengan harga yang kompetitif karena tidak melalui proses pengemasan, penyimpanan, dan pendistribusian yang memakan waktu berhari-hari.
- Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran segar
Kegiatan urban farming juga memungkinkan masyarakat untuk lebih sering mengonsumsi buah dan sayuran segar terutama pada anak-anak. Anak juga dapat belajar bagaimana proses makanan bisa sampai ke meja untuk dikonsumsi. Selain itu, Anda juga bisa memantau sendiri pertumbuhan buah dan sayuran yang ditanam agar terbebas dari bahan kimia, seperti pestisida.
- Menjaga kesehatan fisik dan mental
Kegiatan urban farming juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana melatih fisik menjadi lebih kuat dan bugar serta menjaga kesehatan mental. Aktivitas ini juga membantu kita untuk kembali terhubung dengan alam. Selain itu, desain pertanian, perairan, dan bangunan yang dekoratif juga memberikan banyak manfaat, yaitu sebagai sarana untuk melepas stres sambil menikmati pemandangan indah dan udara berkualitas di ruang terbuka.
Hasil urban farming dapat menjadi kepuasaan sendiri bagi pemiliknya. Selain untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan harian secara mandiri, Anda juga bisa saling berbagi dengan tetangga sekitar terutama bagi yang membutuhkan ataupun menjadikannya sebagai peluang usaha baru yang dapat menambah penghasilan.
(Dewi)***
Ref:
https://protan.faperta.unej.ac.id/ekonomi-pekarangan-pencegah-krisis-pangan/
https://www.alodokter.com/belanja-sayur-gratis-di-rumah-berkat-urban-farming