CIAMIS, (GNC);- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Sumber Daya Air (PPISDA) menggelar Konsultasi Publik, di Aula Setda Ciamis, Selasa (23/09/2025).
Kegiatan ini digelar untuk melakukan perencanaan proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 7,4 MW di Bendungan Leuwikeris, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Dalam sambutannya, Direktur PPISDA, Harya Muldianto menyampaikan proyek ini merupakan bagian dari strategi nasional dalam mendukung transisi energi bersih serta mencari alternatif pembiayaan infrastruktur di luar APBN.
“Skema KPBU ini memungkinkan pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik dan berkualitas karena adanya keterlibatan sektor swasta dalam penyediaan infrastruktur strategis,” ujarnya.
Harya menambahkan, proyek ini juga telah terintegrasi dalam RPJMN 2025–2029 yang sejalan dengan visi Presiden menuju Indonesia Emas 2045, di mana salah satu agenda prioritasnya adalah pemanfaatan sumber daya alam untuk kedaulatan energi.
Ditambahkannya, Proyek PLTM Leuwikeris diprakarsai oleh Konsorsium PT Brantas Abipraya (Persero) Tbk yang telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL) dengan PT PLN Nusantara Power.
“Nilai investasi proyek ini diperkirakan mencapai Rp256,95 miliar, dan akan dibiayai melalui skema KPBU di luar APBN, dengan pengembalian investasi berasal dari penjualan listrik selama masa kerja sama 27 tahun,” ungkapnya.
Saat ini, proyek berada dalam tahap penyusunan dokumen Prastudi Kelayakan KPBU (PerKKPU). Menteri PUPR selaku Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) telah mengevaluasi proyek berdasarkan kajian konsorsium pemrakarsa.
“Konsultasi publik ini bertujuan untuk menjaring masukan dan dukungan dari masyarakat serta pemangku kepentingan, yang hasilnya akan dituangkan dalam berita acara sebagai bagian dari proses persiapan pengadaan,” kata Harya.
Lebih lanjut, rencana ke depan, pengadaan Badan Usaha Pelaksana (BUP) akan dimulai akhir tahun 2025 hingga 2026. Konstruksi dijadwalkan berlangsung antara 2027 hingga 2029, dan ditargetkan Commercial Operation Date (COD) dapat tercapai pada tahun 2030.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula, Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis, Andang Firman Triyadi menyampaikan apresiasinya karena Ciamis dipilih sebagai lokasi konsultasi publik proyek strategis ini.
Ia menekankan proyek PLTM ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi, terutama sektor UMKM.
“Dengan kapasitas 7,4 MW, ini sangat potensial untuk mendukung UMKM di Ciamis. Bila setiap UMKM menggunakan daya sekitar 900 watt, maka total kebutuhan bisa terpenuhi melalui mini hidro ini,” ujarnya.
Andang juga menyoroti pentingnya menjaga bahan baku utama PLTM, yaitu air agar pasokan listrik dapat terus stabil.
“Yang paling penting itu adalah pemeliharaan bahan air bakunya. Jangan sampai kalau pas kemarau jadi tidak ada listrik, salah satunya mengeluarkan jaring terapung,” harapnya.
Mewakili Bupati Ciamis, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Dadang Darmawan menyampaikan pembangunan PLTM ini merupakan salah satu wujud nyata pemerintah dalam menyediakan air bersih ramah lingkungan dan berkelajutan bagi masyarakat dengan memanfaatkan potensi alam berupa aliran sungai
“kita mampu menghasilkan listrik yang tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat tapi juga mendukung program nasional dalam percepatan transisi energi hijau,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan listrik juga merupakan kebutuhan pokok yang mendukung berbagai aspek kehidupan mulai dari pendidikan, kesehatan hingga kegiatan ekonomi masyarakat.
“Saya menyambut gembira atas penyusunan dokumen ini dan berharap kepada semua pihak dapat memanfaatkan isi dokumen seoptimal mungkin,” tegasnya.
Mewakili Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, Ruslan Malik, menyatakan dukungan penuh terhadap rencana pembangunan PLTM di Bendungan Leuwikeris.
“Bendungan Leuwikeris telah berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air irigasi, air baku, pengendalian banjir, serta pengembangan sektor pariwisata,” jelasnya.
“Untuk wilayah Kabupaten Ciamis, bendungan ini menyuplai air irigasi ke daerah Lakbok Utara, yakni Kecamatan Lakbok dan Kecamatan Purwadadi, serta daerah irigasi Manganti di Kecamatan Purwadadi. Selain itu, juga tersedia air baku sebesar 100 liter per detik,” tambah Ruslan.
Sebagai pengelola, BBWS Citanduy telah memastikan bahwa seluruh bangunan pelengkap bendungan seperti menara intake, skywave, rumah katup, serta fasilitas pendukung PLTM telah selesai dibangun.
“Kami siap mendukung optimalisasi pemanfaatan bendungan sesuai dengan rencana pada tahap Detail Engineering Design (DED),” pungkasnya.