Ciamis – Tradisi jamasan pusaka kembali digelar di plataran makam Kanjeng Prebu di Situs Jambansari Ciamis secara sederhana namun tetap khidmat, Minggu, (25/10/2021) malam.
Selain itu juga, dilakukan haul untuk mengenang ke-103 tahun R.A.A. Kusumadiningrat yang diisi dengan acara maulid nabi.
Tradisi jamasan merupakan pencucian benda-benda pusaka peninggalan R.A.A. Kusumadiningrat atau lebih dikenal dengan sebutan Kanjeng Prebu, ia merupakan Bupati Galuh Ke-16 (1839-1886).
Hadir dalam jamasan pusaka ini, keluarga besar/keturunan RAA Kusumadiningrat, Sekda Ciamis DR. H Tatang, Ketua Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) Brigjen Pol (Purn) D. AA Mapparessa, kerabat kesultanan/kerajaan dari beberapa daerah, budayawan dan sesepuh dari berbagai kabuyutan yang ada di Ciamis serta para tamu undangan lainnya.
Kegiatan jamasan ini dilakukan setahun sekali setiap bulan Rabiul Awwal atau bulan mulud. Sebelum dilakukan jamasan, terlebih dahulu dilakukan kirab pusaka. Kirab tersebut berawal dari dari Museum Galuh Pakuan Selagangga yang berada di Jalan Ahmad Dahlan Ciamis kemudian di kirab/dibawa ke Situs Jambansari.
Tonton Juga Tradisi Jamasan Jambansari
Setelah dilakukan kirab, sebanyak 11 benda pusaka tersebut dicuci dengan air yang diambil dari mata air berbeda dan sudah dicampur dengan bunga dalam sebuah gentong yang sudah disiapkan.
Pencucian diawali oleh Kuncen Situs Jambansari yang kemudian dibantu dengan beberapa orang lainnya yang berada di samping kuncen tersebut.
Setelah selesai pencucian, benda pusaka disimpan ditempat yang sudah dipersiapkan dan kembali disimpan ditempat awal di Museum Galuh Pakuan.
Sekda Ciamis DR. H Tatang mengapresiasi atas terselenggaranya jamasan pusaka yang ada di Jambansari, ia berharap bisa menjadi contoh yang baik untuk kegiatan-kegiatan untuk melestarikan budaya.
“Terimakasih kepada seluruh keluarganya yang ada di jambansari, mudah-mudahan bisa menjadi contoh yang baik untuk melestarikan budaya yang ada di Ciamis”, tuturnya.
Sementara itu, ketua yayasan R.A.A. Kusimadiningrat sekaligus Raja Galuh Rd. H Hanif Radinal menerangkan sebelum kegiatan jamasan pusaka, terlebih dahulu diadakan sawala budaya, yakni testimoni tentang Galuh dimata para raja/sultan dari beberapa daerah.
“Mereka menyampaikan bahwa Galuh itu bermakna sangat dalam, Galuh bagaikan sumber air dan diharapkan bisa seperti cahaya yang bisa menyinari orang lain”, katanya.
Lebih lanjut kata Hanif, kegiatan ini bisa berlangsung berkat kerjasama yang baik antara keluarga besar serta pemda Ciamis dan pihak-pihak terkait lainnya.
“Alhamdulillah berkat kerjasama yang baik dengan pemda dan instansi terkait, kegiatan ini bisa terselenggara”, pungkasnya.
(Wawan Setiawan/Hendi Pentil/Galuhnews)