Ciamis – Tiga orang anak asal Desa Gunungsari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Ciamis diduga mengalami keracunan. Dua bocah dirawat di RSUD Ciamis. Sedangkan seorang bocah meninggal sewaktu dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Ada dugaan para bocah ini keracunan permen jari. Kejadian ini sempat menjadi perbincangan di media sosial wilayah Ciamis.
Identitas anak ini Muhamad Rizki (10) kondisi meninggal dunia, sedangkan 2 adiknya Muhamad Rifki (7) dan Muhamad Syarif Hidayat (4) kondisinya membaik.
Kasi Pelayanan RSUD Ciamis Eri Arifah membenarkan, pihaknya menerima 3 pasien anak dari satu keluarga. Namun seorang anak telah meninggal saat dibawa ke RSUD. Sedangkan 2 orang lainnya berhasil diselamatkan.
“Saat pasien datang kesini dalam keadaan diare berat. Datang pada Sabtu malam kemarin. Keluhannya diare, muntah, pusing. Kami tidak bisa memastikan keracunannya apa, karena perlu penelitian. Kalau dari permen sampelnya harus diteliti,” ujar Eri di RSUD Ciamis, Selasa (1/9/2020).
Eri menegaskan untuk 2 anak lainnya kini telah menjalani perawatan intensif. Bahkan kini dinyatakan sehat dan siap pulang ke rumahnya.
“Dua anak sudah sehat rencananya hari ini akan pulang,” ucapnya.
Terkait dengan penyebab keracunan yang dialami pasien, RSUD Ciamis belum bisa memastikan karena permen. Sebab, perlu penelusuran makan lainnya yang juga dimakan pasien. Terlebih kejadian tersebut menimpa anak dari satu keluarga.
“Memang untuk memeriksanya perlu ada kolaborasi baik dengan badan POM dan pihak lainnya. Tidak bisa langsung menyimpulkan begitu saja. Hanya saja gejala anak saat kesini hasil diagonsa mengalami dehidrasi berat,” ucapnya.
Tiga anak tersebut merupakan anak pasangan Aef Saeful Hidayat dan Ai Yulia. Saat ditemui di ruang perawatan, Aef Saeful Hidayat menjelaskan dugaan kuat ketiga anaknya keracunan permen jari tersebut.
Karena bungkusnya yang dijadikan mainan jari dan disusun panjang banyak dikoleksi oleh anaknya. Ia memastikan selama ini makanan yang biasa dikonsumsi aman.
“Awalnya itu Hari Kamis kemarin, saya kira hanya muntaber biasa. Saya kasih oralit dan obat, tapi sampai hari Sabtu masih belum sembuh. Langsung dibawa ke rumah sakit. Tapi anak yang pertama tidak tertolong. Alhamdulillah yang dua lagi sekarang sembuh,” katanya.
Aef mengaku tidak mengetahui persis anak-anaknya membeli permen tersebut darimana. Karena di rumah yang tersisa hanya bungkus plastiknya yang dijadikan mainan.
“Harapan saya, kalau bisa pengawasan makanan pedagang di warung diteliti keamanannya. Penjual dan produksi memperhatikan kesehatan. Jangan ada korban lagi. Mudah-mudahan tidak terulang. Mungkin ini cobaan bagi keluarga saya,” ucapnya. (DH/Galuhnews)