Bandung, (GNC); – Sebanyak 2500 relawan Bakti Masagi dari 27 kabupatan/kota di Jawa Barat mendeklarasikan diri menjadi bagian dari barudak masagi pada kegiatan Festival Niti Bukti Barudak Jabar Masagi di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Jawa Barat pada Sabtu, 26 Agustus 2023.
Relawan yang terdiri dari pelajar, lintas komunitas, dan pemuda Jawa Barat ini menjadi garda terdepan dalam mengimplementasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam menjaga toleransi, keberagaman, kemanusiaan, dan mencegah perilaku ekstrimisme di daerah masing-masing.
Barudak Jabar Masagi adalah siswa SMA/SMK/MA/SLB sederajat di Jawa Barat yang memiliki karakter positif, berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Mereka selalu berperan aktif dalam pemberdayaan lingkungan baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
Hal ini sebagai perluasan praktik-praktik baik yang sudah dijalankan dalam Program Jabar Masagi sejak diluncurkan tahun 2018 lalu. Festival Niti Bukti Barudak Jabar Masagi berlangsung selama tiga hari sejak Jumat 25 Agustus hingga Minggu, 27 Agustus 2023.
Terdapat tiga kegiatan besar yakni Kongres Kebangsaan Barudak Jabar Masagi, Festival Praktik Baik Barudak Jabar Masagi, dan Festival Budaya Jabar Masagi. Kongres Kebangsaan Barudak Jabar Masagi menghadirkan para pembicara seperti Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Islah Bahrawi, Budi Dalton, Pidi Baiq, Nisa Alwis, Itje Chodidjah, Wawan Gunawan, dan Mirsha Azahra.
Festival Praktik Baik Barudak Jabar Masagi menampilkan 300 karya praktik baik warga sekolah berupa etalase baik gotong royong pendidikan memanusiakan memanusia yang telah diterapkan. Festival Budaya Jabar Masagi, melibatkan 1.000 pelajar dan pertunjukan lintas komunitas seni budaya Jawa Barat yang dikolaborasikan dengan kesenian kontemporer serta permainan tradisional.
Rangkaian Festival Niti Bukti Barudak Jabar Masagi digelar sebagai bentuk apresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap kerja gotong royong memanusiakan manusia melalui nilai-nilai kearifan dan potensi budaya lokal yang dilakukan pelajar Jawa Barat yang dinamakan Barudak Masagi.
Hal ini merupakan komitmen keberlanjutan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mengimplementasikan life skills pendidikan abad 21 untuk menghadapi tantangan global sekaligus berpijak teguh memelihara nilai-nilai kearifan lokal dan Pancasila. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menerapkan program Jabar Masagi sejak tahun 2018 sampai 2023, yang telah diterapkan di 252 sekolah tingkat SMA/SMK/SLB dan Madrasah di Jawa Barat.
Jabar Masagi merupakan program unggulan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di bidang pendidikan karakter sebagai model implementasi diversifikasi kurikulum nasional merdeka belajar disesuaikan dengan nilai-nilai kearifan lokal, bersifat kontekstual sesuai potensi wilayah di 27 kab/kota di Jawa Barat. Meliputi 3 wilayah budaya yakni Parahyangan, Betawi-Depok, dan Ciayumajakuning.
Jabar Masagi telah melatih sekitar 769.447 pelajar, 13.700 pendidik yakni guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan pengawas. Jika diakumulasikan, penerima manfaat program ini sebanyak 2,2 juta jiwa. Pilar Jabar Masagi adalah Panca Ni( yaitu: ni( sur( (belajar merasakan), ni( har( (belajar berpikir), ni( buk( (belajar membuktikan), ni( bak( (belajar membaktikan nilai-nilai kemanusiaan), untuk mencapai ni( saja( menjadi manusia Masagi. Panca Ni( bertujuan meningkatkan life skills pelajar Jawa Barat melalui 13 kompetensi karakter generasi Jawa Barat juara, yaitu: jujur, peduli, bersyukur, mandiri, inisiatif, ramah, tekun, disiplin, percaya diri, bernalar kritis, kreatif, cinta tanah air, dan tanggung jawab. Program Jabar Masagi lahir sebagai jawaban terhadap tantangan sosial di Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia.
Tantangan tersebut berupa pengangguran usia produktif, kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup. Terutama meningkatnya kasus-kasus intoleransi dan ujaran kebencian. Hal tersebut sangat kontradiktif dengan kultur mayoritas masyarakat Sunda yang menghuni Jawa Barat, sebenarnya memiliki kearifan lokal yang sangat menjunjung tinggi toleransi, periang, sopan.
Sungguh miris apabila di tengah masyarakat Jawa Barat intoleransi berkembang pesat. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, generasi muda Jawa Barat diharapkan menjadi tonggak melakukan solusi perubahan dan memperkuat jati diri generasi muda Jawa Barat melalui pendidikan karakter Jabar Masagi yang memanusiakan manusia.(Galih)***