Ciamis – SD Negeri 2 Kadupandak, di Desa Kadupandak, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terancam roboh akibat pergerakan tanah saat musim kemarau. Para siswa SD tersebut kini belajar di tenda darurat dan Masjid yang lokasinya 500 meter dari sekolah.
Tenda darurat tersebut dari Dinas Sosial, didirikan di lahan kosong dekat masjid oleh Tagana Ciamis dibantu Pemerintah Desa, Ormas Pemuda Pancasila dan warga sekitar pada Jumat (1/11/2019) lalu. Namun para siswa mulai belajar di tenda Senin (4/11/2019).
Kegiatan belajar mengajar sengaja dipindah karena khawatir sewaktu-waktu bangunan sekolah roboh. Karena pergerakan tanah di lokasi tersebut sampai saat ini masih terus terjadi.
Kepala SD Negeri 2 Kadupandak Tiswandi menuturkan untuk kegiatan belajar mengajar siswa kelas 1 dan kelas 2 dilaksanakan di Masjid. Sedangkan untuk kelas 3 sampai kelas 6 belajar di tenda darurat. Jumlah siswa seluruhnya 36 orang.
“Proses belajar mengajar di tenda dan di masjid baru dilaksanakan hari ini. Sebelumnya masih di sekolah. Khawatir bangunan roboh jadi belajar dipindah,” ujar Tiswandi.
Meski tak senyaman belajar di ruangan, ia berharap para siswa tetap mengikuti pelajaran seperti biasanya. Ke depan diharapkan ada langkah-langkah untuk menangani sekolah yang nyaris roboh tersebut.
Tiswandi menjelaskan dari 6 ruangan di SD, 3 ruangan mengalami retak pada bagian dinding dan lantai. Bahkan ruang kantor kondisi dindingnya sudah miring, sehingga rawan roboh. SD yang dibangun tahun 1965 dan direhab terakhir tahun 2010 ini diisi oleh total 36 siswa dan 6 guru.
“Ruangan banyak yang retak dan sudah miring akibat pergerakan tanah, paling parah sekarang saat kemarau. Retakan semakin membesar. Kalau retak kecil memang sudah biasa dari dulu di wilayah ini,” ucap Tiswandi.
Tiswandi menegaskan kondisi sekolah sudah tidak bisa dipertahankan di lokasi tersebut. Ia berharap sekolah di relokasi ke tempat yang lebih aman. Karena tidak dimungkinkan diperbaiki dengan bertahan di lokasi tersebut.
Sementara itu, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya yang meninjau langsung lokasi pergerakan tanah menyatakan secepatnya akan merelokasi sekolah tersebut. Ia khawatir terhadap para siswa SD yang terpaksa belajar di tenda darurat.
“Kasihan anak-anak belajar darurat di tenda, mudah-mudahan dalam waktu singkat ini bisa segera diselesaikan. Memang harus direlokasi,” ucapnya kepada wartawan. (TIM/Galuhnews)
–