Ciamis, Galuhnews.com – Film “Sejauh Isya dan Subuh” sebuah film yang bergenre romantic religi ini menceritakan tentang seorang perempuan yang memiliki prinsip kuat untuk tidak pacaran sebelum halal. Hingga suatu hari, ia dipertemukan dengan seseorang yang menguji kekokohan prinsipnya.
Film ini diproduksi oleh Punakawan Pictures yang berkolaborasi dengan penulis Awan teduh alias Refa Siti Muslimah. Cerita yang diadopsi langsung dari kisah nyata dan diramu dengan bumbu-bumbu fiksi ini membuat masyarakat tidak sabar untuk menyaksikan film “Sejauh Isya dan Subuh” ini.
Baca Juga : Tidak Kuat Menanjak Truck Pengangkut Gabah Terjungkal Di Rancah
Film yang disutradarai oleh Eggy Aditiar ini menyajikan pesan-pesan moral yang dibungkus dengan drama romantic religi. Selain itu, soundtrack film ini juga diciptakan langsung oleh penulis naskah sendiri yaitu Awan Teduh.
Bukan hanya cerita di dalam filmnya saja yang menarik, namun di balik layar film ini juga tidak kalah mengasyikkan. Pasalnya, proses shooting yang menghabiskan waktu sekitar 2 bulanan ini membuat beberapa crew dan cast film mendapatkan pengalaman yang tidak bisa dilupakan.
“Asik, Seru, Banyak pengalaman dan kenal orang” hebat yang berada di sekitar kita.
Pesan : lancar terus para crew, filmnya semoga bisa meroket ke nasional dan internasional.” Ucap Rendi Sukma Wijaya (18)
Dalam proses shooting film ini juga mengusung tema #berkaryabersama yang di mana bukan hanya melibatkan orang-orang tertentu saja, tetapi Punakawan Pictures juga mengajak siapapun yang berminat sehingga bisa merangkul semuanya untuk belajar bersama dan berkolaborasi dalam hal apapun.
“Sejauh Isya dan Subuh” akan tayang perdana Di Denara Coffee and meal pada Sabtu (12/11/2022) pukul 18.30 WIB. Selain nonton bareng, acara ini akan dimeriahkan oleh penampilan Nara entertainment dan Stand-Up Comedy.
“Setiap tahun kita produksi film dan baru kali ini yang berdurasi panjang kurang lebih 45 menit. Film yang diinisiasi oleh komunitas Punakawan Pictures ini merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai komunitas, seperti Komunitas Pencinta Buku @kopikuliterasi, komunitas musik dan komunitas videografi,” pungkas sang sutradara.
Eggy juga menambahkan Ia berharap ke depannya semakin banyak karya yang dihasilkan oleh anak-anak lokal khususnya untuk daerah Ciamis, umumnya remaja Indonesia.
“Semoga ke depannya makin banyak karya anak-anak lokal untuk berperan aktif menumbuhkan minat dan bakat di bidang-bidang yang positif, ” paparnya.
“Film ini memang tidaklah sempurna. Tapi, saya percaya karya yang ditulis dari hati akan sampai ke hati pembaca atau penonton. Dan saya berharap, semoga film ini bisa bermanfaat dan berkesan untuk semuanya,” imbuh Awan Teduh (23).
Kontributor : Soleh Hermawan