CIAMIS, (GNC), – Ketua TP PKK Kabupaten Ciamis, Hj. Kania Ernawati Herdiat, secara resmi membuka Diklat Deteksi Dini CTEV (Congenital Talipes Equino Varus) bagi Bidan Koordinator Puskesmas dan Ketua Pokja IV TP PKK Kecamatan se-Kabupaten Ciamis, sekaligus meresmikan pengukuhan RSOP Ciamis sebagai Clubfoot Center, Selasa (7/10) di Bumi Galuh Satria, RSOP Ciamis.
Kegiatan ini dihadiri Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Dinas Sosial, Dinas P2KBP3A, Pusat Rehabilitasi YAKKUM, serta ratusan peserta dari kalangan bidan dan TP PKK kecamatan se-Kabupaten Ciamis dan menghadirkan Spesialis Orthopedi dan Traumatologi juga Konsultan Tulang Belakang, dr. Iman Solichin, Sp.OT (K) Spine, jebolan Spine Surgery Fellowship di Amerika Serikat yang juga merupakan owner dari RSOP Ciamis.
Dengan mengusung tema “Sejuta Harapan Cinta untuk Generasi Masa Depan”, kegiatan ini menjadi langkah nyata Kabupaten Ciamis dalam meningkatkan layanan kesehatan anak melalui deteksi dini dan penanganan kelainan kaki bawaan (clubfoot) secara komprehensif.

Dalam sambutannya, Hj. Kania Ernawati menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif RSOP Ciamis yang terus berinovasi di bidang pelayanan kesehatan anak.
“Upaya deteksi dan penanganan dini seperti ini sangat penting karena menyangkut masa depan dan kualitas hidup anak-anak sekaligus dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan tenaga medis dan kader PKK dalam mengenali tanda-tanda CTEV sejak dini,” ujarnya.
Ia menegaskan, TP PKK Kabupaten Ciamis siap berperan aktif dalam kegiatan promotif dan preventif di masyarakat.
“Kami siap bersinergi mengenalkan dan melakukan deteksi dini kasus clubfoot di tingkat keluarga. Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal menuju zero clubfoot di Kabupaten Ciamis,” tambahnya.

Direktur RSOP Ciamis, dr. Inasa Ardiani, M.Kes, menjelaskan bahwa pengukuhan RSOP sebagai Clubfoot Center merupakan bentuk komitmen rumah sakit dalam menyediakan pelayanan terintegrasi bagi anak-anak dengan kondisi CTEV.
“Kami ingin memastikan setiap anak di Ciamis yang terlahir dengan clubfoot mendapatkan penanganan cepat, tepat, dan berkesinambungan. Melalui pelatihan ini, kami memperkuat kapasitas bidan dan kader PKK agar mampu mengenali tanda-tanda sejak dini,” ungkapnya.
dr. Inasa juga menyampaikan apresiasi kepada Pusat Rehabilitasi YAKKUM atas dukungan dan kolaborasi yang terjalin dalam program ini.
Debby Pranungsari, Project Manager Penanganan Clubfoot dari Pusat Rehabilitasi YAKKUM, menyampaikan bahwa program peningkatan layanan clubfoot ini bertujuan agar setiap anak dengan kaki pengkor dapat tumbuh dengan percaya diri dan menjadi individu produktif.
“Penanganan dilakukan dengan metode non-bedah Ponseti, yang telah menjadi standar global dalam perawatan anak dengan clubfoot,” jelasnya.
Menurutnya, penanganan clubfoot memerlukan sinergi berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, untuk memastikan layanan kesehatan anak yang menyeluruh dan berkesinambungan.
Mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, dr. Eni Rochaeni menyampaikan apresiasi atas langkah RSOP dalam memperkuat jejaring layanan kesehatan anak di daerah.

“Kegiatan ini sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk mewujudkan generasi sehat dan berkualitas. RSOP Ciamis diharapkan menjadi pusat rujukan, edukasi, dan kolaborasi lintas sektor dalam penanganan clubfoot di wilayah Priangan Timur,” ujarnya.
Ia juga berharap para peserta diklat dapat meneruskan ilmu yang diperoleh untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini.
Dalam sesi pemaparan ilmiah, dr. Iman Solichin, Sp.OT (K) Spine, menjelaskan metode Ponseti sebagai pendekatan efektif tanpa operasi.

“Clubfoot sebenarnya bisa dikoreksi tanpa operasi, asal dilakukan sejak dini dan dengan metode yang benar seperti Ponseti,” jelasnya.
Metode ini melibatkan manipulasi lembut dan pemasangan gips secara bertahap, kemudian dilanjutkan dengan penggunaan brace khusus selama beberapa tahun untuk menjaga hasil koreksi.
“Penggunaan brace ini penting sekali agar bentuk kaki tetap normal dan anak dapat tumbuh serta berjalan dengan sempurna,” tambahnya.
Selain pelatihan medis, kegiatan ini juga menghadirkan pertemuan orang tua anak dengan kondisi clubfoot serta menyoroti penyediaan brace gratis bagi anak-anak yang membutuhkan.
“Langkah ini menandai komitmen RSOP Ciamis dalam membangun jaringan klinik ortopedi non-bedah di wilayah Priangan Timur”ungkapnya
Dengan dikukuhkannya RSOP Ciamis sebagai Clubfoot Center pertama di Priangan Timur, diharapkan layanan deteksi dini, edukasi masyarakat, dan penanganan clubfoot dapat berjalan lebih cepat, tepat, dan menyeluruh.
“Melalui program 3C: Connection, Collaboration, dan Contribution, kami berharap RSOP menjadi pusat jejaring dan penggerak utama dalam upaya penanganan kasus clubfoo,” tutup dr. Iman.(Red)***