CIAMIS – Masyarakat adat Kampung Kuta, Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menggelar upacara tradisi Nyuguh atau hajat bumi pada hari Minggu (04/11/2018).
Tradisi nyuguh ini rutin digelar satu tahun sekali sebelum tanggal 25 di bulan Safar. Dalam kegiatan ini selain upacara adat nyuguh digelar juga seni budaya seperti seni ronggeng, seni hadir para pemerhati budaya, mahasiswa, unsur masyarakat serta dinas terkait dari pemkab Ciamis.
Menurut H. Mamat Rahmat selaku Wakil Ketua DPRD Kabupaten Ciamis tradisi adat nyuguh di Kampung Kuta ini dari dulu sampai sekarang masih sama saja seperti ini tidak ada perubahannya, beda dengan tradisi adat nyangku di Panjalu dan tradisi nyiar lumar di Kawali, keduanya sudah go internasional.
Hal ini dikarenakan pemerintah tidak ada keberpihakan terhadap budaya apapun itu namanya,seharusnya pemerintah bertanggung jawab terhadap perkembangan budaya yang ada.
Salahsatu kurangnya antusiasme masyarakat yang datang yakni kurangnya petunjuk arah menuju kampung kuta ini, harusnya ada petunjuk seperti bilboard yang menunjukan arah.
“Saya sudah merencanakan dan sudah berkomunikasi dengan Walikota Banjar bahwa di daerah Katapang Kota Banjar akan membuat petunjuk arah ke Kampung Kuta, karena selama ini untuk bisa mencapai ke Kampung Kuta hanya melihat dari petunjuk arah di google”, ungkapnya.
Lebih lanjut, H. Mamat Rahmat mengungkapkan bahwa budaya itu jangan dipandang dari sisi negatifnya saja karena dengan kehadiran budaya bisa menjadi proyek Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka dari itu harus ada integrasi mulai dari masyarakat, pemerintah Desa hingga kecamatan.
“Saya berkomitmen dengan masyarakat Kampung Kuta harus bisa lebih maju lagi karena menurut saya ini adalah pusatnya budaya khususnya yang ada di Kabupaten Ciamis, tetapi belum didalami sampai ke dalam-dalamnya tapi hanya luarnya saja. Saya ingin seluruh masyarakat bersatu membangun Ciamis dan bisa mengangkat budaya”, pungkasnya. (Wawan/Galuhnews)