CIAMIS – Kabupaten Ciamis termasuk Kabupaten Kota dengan Bad Occupancy Rate (BOR) tertinggi di Jawa Barat dengan persentase 27.52%.
Hal tersebut seperti diungkapkan Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja dalam rapat koordinasi komite penanganan Covid-19 dan PED Jabar secara virtual, selasa (14/09/2021).
Untuk Pemkab Ciamis sendiri rakor diikuti oleh Kepala BPBD Ciamis, Unsur Forkopimda dan para SKPD terkait lainya.
Sekda Jabar mengatakan terdapat 5 Kabupaten Kota dengan BOR tertinggi di Jabar diantaranya yang tertinggi Kabupaten Ciamis, selanjutnya Kota Banjar, Kota Bandung, Kota Tasikmalaya dan Kota Bogor.
Meski begitu beliau mengungkapkan tingkat keterisian tempat tidur isolasi Covid-19 di rumah sakit (BOR) pertanggal 13 september 2021 mengalami penurunan menjadi 10.01%.
“Berdasarkan data yang ada Jawa Barat memiliki 30 pusat isolasi darurat, dengan TT tersedia 2.515 dan TT terisi sebanyak 145,” Ucapnya.
Baca juga Bupati Ciamis Ikuti Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2021
Ia melanjutkan terdapat 4 Kabupaten Kota dengan keterisian tempat tidur terbanyak yaitu Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kota Bogor dan Kabupaten Tasikmalaya.
Selanjutnya setiawan melaporkan tingkat kasus aktif di Jawa Barat per tanggal 13 september 2021 turun 1.43% dari minggu sebelumnya.
“Kami melaporkan kasus aktif aktif saat ini turun 0 99%, tingkat kesembuhan naik 96.94%, tingkat kematian naik 2.07% dan BOR RS turun 10.01%, ” Terangnya.
Sekda Jabar menerangkan berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 42 tahun 2021 terkait level assesment Kab/Kota di Jawa Barat terdapat 11 daerah di level 2, 14 daerah di level 3 dan 2 daerah berada di level 4.
Sementara itu terkait vaksinasi ia mengatakan untuk mencapai target vaksinasi selesai pada 31 Desember 2021, maka harus melaksanakan 528.350 vaksinasi per hari.
“Sementara kecepatan rata-rata vaksinasi Jawa Barat saat ini 268.697 dosis perhari, ” Jelasnya.
Terakhir Setiawan menyampaikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat masih harus terus dilaksanakan di daerah masing-masing, untuk menjaga berbagai hal yang tidak diinginkan seperti naik nya kembali kasus aktif akibat kelalaian terhadap protokol kesehatan.
PROKOPIM CIAMIS