KOTA TASIK: DPRD Kota Tasikmalaya mendesak Pemkot Tasikmalaya untuk memikirkan tempat rehabilitasi para penderita Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Alasannya kondisi gay di kota Tasikmalaya sudah sangat memprihatinkan.
“Sebagai kota santri saya malu gay di tasik sudah mereba. Fenomena LGBT memang bisa dibilang kritis sehingga perlu ditangani secara cepat. Apalagi mereka sekarang sudah terang-terangan eksis di dunia maya. Mereka menggunakan internet sebagai media komunikasi dan transaksi,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Jeni Jayusman
Mengingat kondisi LGBT sangat kritis untuk ditangani, perlu pemikiran khusus sebelum terjadi adzab dari Allah SWT.
pemkot lebih fokus dalam pembangunan infrastruktur dibandingkan mental. Meskipun secara kasat mata pembangunan mental sulit diukur keberhasilannya. “Tapi sebagus apapun infrastruktur, kalau mentalnya jelek ya mau bagaimana,” terangnya.
Mengenai lokasi rehabilitasi pelaku LGBT, dia setuju jika memang penanggulangannya bisa dilakukan. Dengan harapan selain pencegahan, orang yang sudah terjerumus di dunia LGBT bisa diselamatkan. “Ya memang perlu tempat rehabilitasi juga,” tuturnya.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya H Mamat Rahmat pun mendukung jika Pemkot Tasik membuta tempat rehabilitasi. Apalagi LGBT adalah masalah nasional. Sehingga upayanya harus berawal atau mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat.
“Sebenarnya masalah LGBT sudah jadi masalah nasional. Oleh karena itu harus ada gerakan dari pusat karena LGBT di Kota Tasik pun belum tentu warga Tasik,” katanya.
Selain itu, di satu sisi Kota Tasikmalaya punya prestasi dalam hal penanggulangan fenomena LGBT. Akan tetapi dikhawatirkan akan menjadi beban sendiri ketika datang kiriman pelaku LGBT dari luar Kota Tasikmalaya.
“Jadi kalau ada panti rehabilitasi dananya harus dari pusat jangan malah membebankan ke Kota Tasikmalaya. Makanya perlu dorongan dari pusat. Baru diikuti oleh pemerintah di setiap daerah,” terangnya.
Pemkot Tasikmalaya harus fokus melakukan pencegahan supaya virus LGBT tidak semakin berkembang. Caranya dengan pembangunan mental yang lebih masif khususnya di dunia pendidikan, baik umum maupun madrasah.