CIAMIS, (GNC);- Dalam perkembangan luar biasa di bidang astrofisika, penelitian terhadap hampir 4.000 supernova telah membuka wawasan baru tentang energi gelap dan ekspansi alam semesta.
Supernova, yaitu ledakan bintang pada akhir siklus hidupnya, selama ini menjadi alat utama dalam mengukur jarak kosmis dan memahami bagaimana alam semesta berkembang.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ledakan supernova kerdil putih—yang sebelumnya dianggap memiliki pola yang seragam—sebenarnya memiliki keragaman mekanisme yang tidak terduga. Hal ini mendorong para ilmuwan untuk mengevaluasi kembali cara supernova digunakan dalam studi kosmologi.
Supernova Sebagai Alat Ukur Kosmis
Selama beberapa dekade, ledakan bintang kerdil putih (white dwarf star) telah menjadi “batu penjuru” dalam pengukuran jarak di alam semesta.
Dengan asumsi bahwa kecerahan supernova ini selalu sama, para ilmuwan menggunakannya untuk menghitung jarak antar objek astronomi serta mengukur efek energi gelap yang mempercepat ekspansi alam semesta.
Namun, temuan baru menunjukkan bahwa variasi dalam ledakan ini lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya, sehingga meragukan keandalan metode pengukuran ini.
Setelah Dipereteli, Xi Jinping Minta Pengusaha Swasta Menambah Kontribusi Ekonomi Artikel Kompas.id Penelitian ini didasarkan pada observasi 4.000 supernova yang dilakukan oleh Zwicky Transient Facility (ZTF), sebuah survei langit canggih yang dapat memantau pergerakan objek luar angkasa dengan cepat dan mendalam. Data dari ZTF menunjukkan bahwa supernova kerdil putih memiliki berbagai jenis ledakan, mulai dari yang sangat redup hingga yang sangat terang dan bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
“Berkat kemampuan unik ZTF dalam memantau langit dengan cepat dan dalam, kami dapat menemukan ledakan bintang yang hingga satu juta kali lebih redup dibandingkan bintang paling redup yang bisa dilihat dengan mata telanjang,” ungkap Prof. Kate Maguire, salah satu peneliti utama dalam studi ini.
Dengan data ini, para ilmuwan menemukan bahwa ledakan supernova bisa terjadi dalam berbagai skenario, termasuk tabrakan bintang yang ganas hingga fenomena “kanibalisme” bintang di sistem biner. Variasi ini berdampak besar pada keakuratan supernova sebagai alat ukur jarak di alam semesta.
Gambaran yang Lebih Kompleks tentang Supernova Kerdil Putih
Studi yang diterbitkan di Astronomy & Astrophysics ini menunjukkan bahwa supernova kerdil putih tidak selalu mengikuti pola yang sama. Sebelumnya, para ilmuwan mengira bahwa semua supernova ini meledak dengan cara yang seragam, tetapi penelitian terbaru membuktikan bahwa intensitas dan durasinya sangat bervariasi.
“Keragaman dalam cara kerdil putih meledak jauh lebih besar dari yang kita duga sebelumnya, dengan ledakan yang berkisar dari sangat redup hingga sangat terang dan bertahan lama,” jelas Prof. Maguire.
Penemuan ini mengubah pemahaman kita tentang bagaimana supernova digunakan dalam studi kosmologi. Jika ledakan supernova tidak seragam, maka alat ukur yang selama ini digunakan untuk menentukan laju ekspansi alam semesta mungkin harus ditinjau ulang.
Dampak terhadap Studi Energi Gelap
Temuan ini juga memiliki dampak besar terhadap studi tentang energi gelap, kekuatan misterius yang menyebabkan percepatan ekspansi alam semesta. Supernova selama ini menjadi alat utama dalam mengukur efek energi gelap, tetapi jika ledakannya lebih bervariasi dari yang diperkirakan, maka pengukuran ini bisa kurang akurat.
Variasi dalam ledakan supernova ini menimbulkan ketidakpastian dalam tangga kosmis, metode yang digunakan ilmuwan untuk mengukur jarak di alam semesta. Dengan adanya ketidaksesuaian dalam ledakan supernova, metode ini mungkin harus diperbarui atau digantikan dengan teknik lain untuk meningkatkan akurasi pengukuran ekspansi alam semesta.
Era Baru dalam Penemuan Kosmis
Penemuan tentang keberagaman ledakan supernova ini membuka peluang penelitian baru, sekaligus menantang model kosmologi yang telah mapan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku supernova, para ilmuwan dapat merevisi cara kita mempelajari ekspansi alam semesta dan energi gelap.
Saat lebih banyak data mengalir dari Zwicky Transient Facility dan observatorium lainnya, kita bisa berharap akan muncul lebih banyak wawasan tentang fenomena ledakan bintang serta peran mereka dalam pertumbuhan alam semesta.
Meskipun dampak dari temuan ini terhadap studi energi gelap masih dalam tahap penelitian lebih lanjut, satu hal yang jelas: alam semesta jauh lebih kompleks dan tidak terduga dari yang kita bayangkan. Dengan setiap penemuan baru, kita semakin mendekati pemahaman yang lebih akurat tentang kekuatan-kekuatan yang membentuk kosmos kita. Misteri energi gelap masih belum terpecahkan, tetapi dengan 4.000 supernova dalam penelitian ini, kita semakin dekat untuk mengungkap rahasia alam semesta.
Sumber: kompas.com