CIAMIS-Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bersama Kepala Badan Karantina Pertanian, Waster Kasad dan Bupati Ciamis melaksanakan gerakan panen padi masa tanam 2017/2018 di Desa Sandingtaman Kecamatan Panjalu Kamis (25/1). Pada Januari ini panen raya di wilayah Ciamis mencapai 1100 hektar.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis Ir Kustini menuturkan panen raya dan serap gabah petani merupakan rangkaian kunjungan kerja dari Tim Upsus Pajale Pusat Jawa Barat. Dijelaskannya, Kabupaten Ciamis ini memilili lahan seluas 143 ribu hektar, untuk area sawah sekitar 35ribu hektar.
“Untuk Januari panen mencapai 1100 hektar. Pada bulan Februari dan Maret panen serempak sebanyak 20ribu hektar, terutama untuk wilayah selatan Ciamis,” jelasnya.
Dijelaskan Kustini, untuk musim tanam sekarang 2017-2018. Dari areal tanam atau luas tambah tanam (Ltt) pada bulan Oktober 2017 sampai januari 2018 sudah mencapai 30ribu hektar. Dari target luas area 33rb target sampai maret.
“Saat ini sudah 30ribu, tinggal sisa 3rb. Mudah mudahan bisa tercapai sampai bulan Maret nanti. Kalau tanam tercapai bagus hasilnya,” katanya.
Menurut Kustini, kendala yang dihadapi saat ini dalam produktifitas yang belum merata. Walaupun rata-rata produksi per hektar mencapai 6,6 ton. Hal itu disebabkan karena kondisi lahan berada di sawah terasering.
“Tidak semua di lahan irigasi. Kendala lainnya, dari total 35rb hektar, sebanyak 8 ribu hektar merupakan sawah tadah hujan. Jadi tergantung hujan,” katanya.
Selain itu, belum optimal sarana pengairan di wilayah Lakbok dan Purwadadi. Sering tergenangan saat hujan dan kekeringan saat kemarau. Disamping itu juga seranhan hama di beberapa wilayah, terutama di daerah yang lengkob berpotensi serangan hama.
Kepala Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Badan Karantina Pertanian selaku wakil Penanggung Jawab Tim Upsus Jawa Barat Dr Antarjo Dikin mengatakan luas tambah tanam di Kabuparen Ciamis paling tinggi di Jawa Barat, dengan sasaran 33rb hektar saat ini sudah tertanam 30rb.
“Semangat Ciamis ini perlu dipertahankan. Ditambah Ciamis ini selalu surplus sekitar 200rb ton. Untuk daerah lain,” katanya.
Terkait dengan serapan gabah, Antarjo Dikin menegaskan bahwa Perum Bulog bakal membeli gabah petani berapapun jumlahnya dengan harga komersil yang berlaku di pasar saat itu. Sehingga petani diminta untuk tidak ragu menjual kepada Perum Bulog. Juga tidak perlu mencari pedagang lain, karena pemerintah menjamin perlindungan harga atas hasil usaha pertanian.
Bupati Ciamis Iing Syam Arifin sebelum memberikan sambutan berkesempatan memberikan bantuan benih padi dengan varietas unggul Inpari 32 kepada Poktan Cinta Manik. Harapannya kedepan petani bisa menanam padi dengan benih yang lebih tahan opt. Bupati mengapreasi kerja keras petani di Ciamis karena dapat menghasilkan surplus 200.000 ton dari kebutuhan kabupaten sehingga dapat menyumbang stok ketersediaan beras secara nasional.
“Kita bisa menghasilkan padi mencapai 530 ribu ton. Sementara yang diproduksi dibanding dengan jumlah penduduk hanya 300ribu ton. Sisanya surplus, dan menjadi penyedia beras nasional. Dari Ciamis ini ada yang dikirim ke Lampung sampai Kalimantan,” katanya.
Ketua Poktan Cinta Manik Azep mengatakan di Dusun Sanding panen dilaksanakan diatas lahan 20 hektar dari seluruh lahan padi di desa 191 hektar dan areal di kecamatan seluas 1.270 hektar.
Menurut Azep varietas padi yang dipilih petani di dusunnya adalah Ciherang dengan provitas masih di angka 5, 8 ton per hektar dikarenakan masih terkena hama. Bantuan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (opt) yang diterima kelompoknya saat ini sangat membantu untuk masa tanam dan panen mendatang.
“Saat ini petani masih menggunakan peralatan tradisional, yakni saat panen dengan sabit bergerigi dan banting bertirai. Untuk harga Gabah Kering Panen di kisaran harga Rp.5.400 sampai 5.600 sementara harga Gabah Kering Giling (GKG) berkisar pada Rp. 6.000-7.000 per kg,” jelasnya. (Cecep/Galuhnews.com)