LIFESTYLE, CIAMIS, (GNC);- Musim kemarau yang juga bertepatan dengan libur sekolah merupakan waktu yang cocok untuk bermain layang-layang.
Meskipun kini permainan anak banyak dikuasai oleh gadget, namun permainan tradisional ini tetap menjadi favorit anak-anak, remaja bahkan sampai orang dewasa, untuk mengisi waktu senggang di sore hari.
Hal ini pun membawa berkah tersendiri bagi para penjual layangan, salah satunya Yadi (48) warga Cilame yang berjualan di emperan toko Pasar Ciamis, mulai dari pukul 07.00 pagi hingga pukul 17.00 sore hari.
Yadi bersama rekannya sudah berjualan layang-layang sejak tahun 2011. Meskipun hanya berjualan pada saat musim kemarau atau musim layangan, namun pihaknya mengaku cukup meraih untung dalam setiap penjualannya.
“Jualannya hanya musim kemarau, atau tergantung cuaca aja. Ini sudah sekitar satu bulan lebih mulai berjualan lagi,” ungkapnya, Jum’at (21/7/2023).
“Alhamdulillah, untuk pendapatan bisa sampai sekitar Rp. 300 ribu – Rp. 400 ribu sehari,” imbuhnya.
Layang-layang yang ia jual dibadrol mulai dari harga Rp. 1.000,- untuk ukuran paling kecil, dan Rp. 10.000,- untuk ukuran paling besar yang berdiameter sekitar satu meter.
Selain itu, ia juga menjual perlengkapan bermain layang-layang seperti golongan (gogolong) dan berbagai jenis benang seperti benang gelasan, damil dan kenur yang dijual secara ecer.
“Kalau benang gelasan, sama kenur itu dijual eceran. Tergantung anaknya mau beli berapa. Paling murah ya biasanya mulai dari dua ribu,” jelasnya.
Yadi mengaku, pihaknya hanya menjual layang-layang dan peralatannya saja dan tidak memproduksi sendiri. Ia memperoleh barang dagangnya tersebut dari berbagai daerah, salah satunya dari Garut. (Dewi)***