CIAMIS, (GNC); – Dalam proses pengajuan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menjelaskan bahwa setelah kunjungan, tim UNESCO akan memberikan evaluasi. Kemudian melanjutkan proses pengusulan tersebut ke hadapan sidang anggota UNESCO. Sidang ini akan dihadiri oleh perwakilan dari 22 negara.
Proses pengajuan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia UNESCO sudah dimulai sejak tahun 2014. Kemudian ditetapkan sebagai tentative list UNESCO di tahun 2017. Dalam perjalanannya, tahun 2019 naskah usulan untuk UNESCO telah melewati proses voluntary submission. Berbagai upaya terus dilakukan agar Sumbu Filosofi diterima sebagai bagian dari warisan budaya dunia.
Meski begitu, Sultan menyebut belum memastikan akan hadir dalam sidang tersebut. Namun, sumbu filosofi akan memperkaya warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia jika nantinya lulus sidang UNESCO.
Pada Agustus 2022, tim penilai dari UNESCO telah lebih dulu menyambangi dan menilai langsung kawasan sumbu filosofi Yogyakarta. Tim itu menilai fakta di lapangan terkait usulan sumbu filosofi sebagai warisan dunia kategori ‘The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks’.
Lalu pada Jumat, 3 Februari lalu di Kantor Gubernur DIY, Sultan HB X telah bertemu dengan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Pendidikan, Riset dan Teknologi Hilmar Farid untuk membahas kemungkinannya apakah akan hadir langsung dalam sidang UNESCO soal sumbu filosofi itu “Saya belum bisa memastikan bisa hadir atau tidak (saat sidang). Mungkin nanti mengajukan permohonan saja. Ya harapannya (pengajuan sumbu filosofi) bisa gol (lolos),” kata Sultan usai menerima audiensi Kemendikbudrisktek dikutip dari travel.tempo.co
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, pihaknya tengah berproses terkait persiapan seluruh dokumen pengajuan sumbu filosofi yang nantinya dibutuhkan saat sidang. Ditargetkan, seluruh dokumen tersebut sudah siap pada 28 Februari 2023 nanti.
Pengajuan nominasi ini sangat penting bagi Yogyakarta. Karena menjelaskan bagaimana outstanding universal value “The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks” yang merupakan warisan salah satu leluhur dan pahlawan bangsa, Pangeran Mangkubumi akan dilindungi, dilestarikan dan dikelola dengan baik untuk generasi sekarang dan mendatang. Nilai historis dan filosofinya tidak akan hilang dan terus terjaga dari generasi ke generasi.
Salah satunya adalah dengan mengatur secara ketat pembangunan dan perubahan yang akan dilakukan di Kawasan Sumbu Filosofi. “Penetapan itu nanti kalau ada pembangunan dan sebagainya harus sesuai keputusan UNESCO, tidak sembarang asal mengijinkan. Nanti unsurnya Pemda, Kota, asosiasi-asosiasi perwakilan penduduk yang ada wilayah itu,” imbuh Sri Sultan. (Lovia)***