Galuhnews.com, Beberapa perajin kolang-kaling mulai bermunculan Kolang-kaling yang biasanya dijadikan kolak atau campuran sop buah untuk berbuka puasa ini sebelum diolah mereka ambil dari kebun, memanfaatkan potensi buah aren yang banyak tumbuh, menjelang datangnya bulan puasa para perajin sudah mulai meningkatkan stok.
Seorang perajin kolang-kaling, Sudarman (25) di Dusun Awiluar, Kecamatan karangjaya, kab. Tasikmalaya, Selasa (23/3/2021), mengatakan dirinya saat ini setiap 2 minggunya bisa menjual hingga 1 ton kolang-kaling segar, padahal sebelumnya permintaan ini paling banyak 500 kg per minggu.
“Permintaan kolang-kaling ini akan terus meningkat hingga memasuki bulan puasa Ramadhan nanti. Kolang-kaling ini kami jual ke pedagang pengepul yang ada di desa sini, dan selanjutnya mereka jual ke cirebon, Cimaragas, Banjar, Pangandaran, dan tempat lainnya,” ujar dia.
Produksi kolang-kaling atau disebut warga setempat “caruluk” itu tambah dia, baru muncul mendekati bulan puasa saja, di mana mereka memanfaatkan buah aren yang banyak tumbuh di desa itu.
Baca juga Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Manis Ciamis Mulai Merangkak Naik
“Saat ini harga kolang-kaling di tingkat perajin masih berkisar Rp5.000 per kg, dan jika mendekati bulan puasa bisa mencapai Rp7.000 hingga Rp8.000 per kg,” jelasnya.
Para perajin kadang suka kekurangan bahan dan sebagian lagi dibeli dari kebun warga lainnya dengan harga per pohon Rp. 400 ribu terdapat 11 tandan menjadi 5 kwintal, di mana per tandannya setelah dilakukan perebusan dan pengupasan bisa menghasilkan hingga 50 kg kolang-kaling bersih.
Untuk mengolah kolang-kaling ini Sudarman dibantu oleh dua orang tuanya, dan 3 orang dan setiap harinya bisa menghasilkan 50-60 kg kolang-kaling, namun produksi ini masih tergantung dengan jumlah pekerja yang membantunya terutama untuk pengupasan buah.
Tanaman aren yang tumbuh di wilayah itu kata dia, selain dimanfaatkan untuk diambil air niranya yang digunakan membuat gula aren yang saat ini di tingkat perajin sudah berkisar Rp12.500 hingga Rp13.000 per kg, juga ijuknya di pasarkan hingga ke Cirebon dengan harga Rp2.000 per kg.
“Dari tanaman aren ini banyak sekali yang bisa dihasilkan, mulai dari air niranya untuk pembuatan gula batok, kemudian ijuknya untuk kerajinan yang telah dipasarkan ke Cirebon serta buahnya dijadikan kolang kaling,” tambahnya.
M-sure