CIAMIS, (GNC);- Sebagian wilayah di Indonesia sedang memasuki musim kemarau begitu juga dengan Kabupaten Ciamis. Kekurangan air bersih tentu menjadi permasalahan apalagi air bersih merupakan sumber kehidupan.
BPBD Ciamis pun telah memetakan untuk mengatasi wilayah yang terdampak kekeringan dan mulai menerapkan siaga darurat kekeringan.
Berdasarkan data dari tahun 2023, ada 20 kecamatan, 65 desa dan 149 dusun di Kabupaten Ciamis yang terdampak kekeringan dengan jumlah 17.476 kepala keluarga atau 52.890 jiwa. BPBD Ciamis pun telah menyalurkan lebih dari 2 juta liter air bersih untuk warga yang terdampak kekeringan selama musim kemarau 2023.
Dari 20 kecamatan itu, ada 2 kecamatan yang dinilai paling rawan krisis air bersih. Yakni Kecamatan Cidolog dan Kecamatan Banjaranyar. Warga dua kecamatan itu mengalami krisis air bersih sampai awal musim hujan.
“Menurut data sebelumnya ada 20 kecamatan yang terdampak kekeringan. Diperkirakan di musim kemarau sekarang pun sama. Tapi daerah yang paling rawan adalah wilayah Ciparay Cidolog dan Banjaranyar. Dua kecamatan itu krisis air bersih sampai akhir musim kemarau,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Ciamis Ani Supiani, Senin (29/7/2024).
Dalam menghadapi siaga darurat kekeringan ini, BPBD Ciamis pun mengimbau warga untuk menyediakan toren atau penampungan air. Warga bisa berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat. Hal itu dilakukan untuk mempermudah pendistribusian air. Sehingga bantuan air bersih saat musim kemarau ini bisa dimanfaatkan secara merata oleh warga yang terdampak.
Menurut Ani, selama ini distribusi air bersih dengan menjajarkan wadah air baik ember atau jerigen kurang efektif. Banyak masyarakat yang terlewat atau tidak kebagian pada saat distribusi air bersih.
“Untuk mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih saat kemarau dan mempersingkat distribusi. Bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dengan waktu tidak terbatas dan tidak tergantung tangki BPBD,” ucapnya.
Selain itu, untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Seperti pernah kejadian anggota BPBD Ciamis dikejar warga menggunakan golok karena tidak kebagian air bersih. Padahal tangki BPBD Ciamis bermaksud untuk kembali mengambil air di PDAM karena habis.
“Ada warga, pak RT-nya mengejar petugas pakai golok. Tapi setelah saya jelaskan tangki mau mengambil air dulu baru mengerti. Nah untuk lebih memudahkan bisa disiapkan penampung air atau toren oleh warga,” ucapnya.
BPBD Ciamis pun siap menyalurkan air bersih di musim kemarau tahun 2024 ini menggunakan 4 tangki BPBD dan 1 tangki milik PMI Ciamis. PDAM pun memastikan ketersediaan air bersih tersebut. Sedangkan untuk operasionalnya, BPBD Ciamis kini tengah berupaya mencari CSR di perbankan.
“Memang tidak dianggarkan di APBD. Jadi operasionalnya terutama untuk solar berupaya mencari bantuan ke perbankan,” kata Ani.
Menghadapi siaga darurat kekeringan ini, warga pun bisa memanfaatkan sumber mata air bersih tapi disarankan harus dicek lab keamanannya bila akan dikonsumsi. (Galih)***
Sumber: detik.com