CIAMIS, (GNC);- Kementerian Agama Kabupaten Ciamis menggelar kegiatan Lebaran Yatim dan Difabel Serentak yang dipusatkan di Aula Kantor Kemenag Ciamis, Jumat (04/07/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan nasional dalam rangka memperingati bulan Muharram sebagai momen Lebaran Yatim.
Kegiatan ini digelar serentak di seluruh lingkup Kementerian Agama, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga daerah, termasuk 27 kecamatan di Kabupaten Ciamis.
Diketahui, sebanyak 2.770 paket santunan dibagikan kepada yatim dan difabel di wilayah Kabupaten Ciamis, dengan rinciannya 100 paket dibagikan melalui lingkup Kemenag Ciamis, 270 paket disalurkan melalui Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan, dan 2.400 paket lainnya dibagikan melalui lembaga pendidikan Islam, pondok pesantren, serta madrasah negeri yang tersebar di berbagai kecamatan.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ciamis, Drs. H. Asep Lukman Hakim dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian bersama terhadap anak-anak yatim dan penyandang disabilitas.
“Kegiatan ini juga didukung oleh berbagai pihak, seperti Baznas, Lembaga Amil Zakat (LAZ), Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta para karyawan dan relawan,” ungkap Asep.
“Kami tidak ingin ini sekadar kegiatan lembaga, tetapi ini adalah bentuk tanggung jawab sosial kita semua. Menyantuni anak yatim adalah amanah dan kewajiban kita bersama,l tambahnya.
Dalam pesannya kepada para anak-anak penerima santunan, Asep Lukman memberikan motivasi agar mereka tetap semangat menjalani kehidupan dan pendidikan, serta tidak merasa rendah diri karena keadaan.
“Jangan merasa kecil karena sudah ditinggal orang tua. Kalian adalah generasi penerus, harus yakin, harus semangat belajar. Bantuan ini mungkin tidak seberapa, tapi keikhlasan kami mudah-mudahan membawa kebahagiaan untuk kalian,” tuturnya haru.
Lebaran Yatim ini diharapkan menjadi momentum untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian yang berkelanjutan. Tidak hanya di bulan Muharram, tetapi sepanjang waktu, anak-anak yatim dan difabel tetap membutuhkan dukungan dari semua lapisan masyarakat, terutama para aghniya (orang-orang mampu).
“Kami berharap kegiatan ini menggugah kesadaran kolektif. Kepedulian kepada anak yatim bukan hanya setahun sekali, tapi harus terus dijaga hingga mereka dewasa,” pungkasnya.