TASIK: Siti Nur Aini warga Awipari Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, Jawa Barat mengenang suaminya yang jadi korban Lion Air JT 610. Suami tercintanya Akhmad Endang Rokhmana memang suka pulang dua minggu sekali dari Bangka.
“Bapak kerja sebagai Kepala Subbagian Kantor Wilayah DJPB Bangka Belitung. Dua minggu sekali bapak pulang. Sudah biasa bapak melakukannya,” katanya.
Masih segar dalam ingatan Siti, saat-saat terakhir suaminya pergi. Seperti biasa kalau liburan menghabiskan waktu bersama keluarga. Pulang hari Jumat malam dan kembali lagi Minggu malam. Ini dilakukan rutin dua pekan sekali selama 2 tahun.
“Tak ada firasat apa-apa saat itu, cuman bapak terlihat lungse (lelah) sebelum berangkat duduk termenung di teras dengan tatapan kosong, tapi saya tak curiga,” katanya.
Salah satu kebiasaan Endang saat berangkat yakni selalu ingin dibekali oleh-oleh rangginang kesukaanya. Maklum di Bangka tak ada makanan khas itu. Jadi teman sekantor suka minta dibawakan rangginang.
Siti mencoba mengingat kembali sedetail mungkin apa saja barang yang dibawa dan dikenakan suaminya saat pergi ke Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang. Seingatnya, sang suami menggunakan jaket kulit berwarna coklat dan bawa ransel.
“Kalau rangginang dimasukin ke taperware.Pokoknya saya kenal barang-baran yang dibawa suami,” katanya.
Namun barang-barang itu belum ditemukan juga oleh tim SAR. Siti Nur Aini dan anaknya Muhammad Rizky, datang ke Jakarta untuk mencari kepastian suaminya. “Saya sudah berusaha keras untuk mendapatkan informasi tentang bapak, tapi belum mendapat titik terang.
Siti mengaku jika belum menemukan titik terang informasi yang ia harapakan tentang suaminya, ia berencana akan kembali ke Tasikmalaya.
“Selanjutnya rencananya kami ke hotel aja istirahat. Kalau enggak ada kepastian saya besok pulang dulu ke Tasik, nanti kalau udah ada ini (kepastian) nanti baru ke sini lagi,” jelasnya.
Dari pernikahan Endang, Siti memiliki dua orang anak, salah satu anaknya yakni Muhammad Rizky menemani sang ibu untuk mencari informasi ayahnya. Sedangkan saudaranya berada di Tasikmalaya untuk menjaga rumah.
“Anak ada dua, di sini ikut satu, di rumah satu,” katanya.
Peluang selamat sangat kecil, apalagi Basarnas menyatakan tidak ada korban selamat dalam insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT160, hal itu tak menyurutkan semangat Siti mencari sang suami. Dia tetap berharap sang suami selamat.
“Harapannya mudah-mudahan ada keajaiban yah. Tapi kalau ini (tidak mungkin), saya minta kepastian ingin cepat ketemu. Apapun yang terjadi saya pingin bawa bapak pulang lagi ke Tasik,” tangis Siti pun pecah.
Diketahui sebelumnya, pesawat tersebut datang dari Jakarta pada pukul 06.20 WIB dan diperkirakan mendarat di Pangkalpinang sekitar pukul 07.05 WIB.
Namun, Basarnas mendapat informasi dari air traffic control bahwa pesawat JT 610 kehilangan kontak pukul 6.50 WIB hari ini dan dapat dipastikan jatuh di laut.
Pesawat ini membawa 178 penumpang dewasa, seorang anak dan dua bayi, dengan pilot, kopilot, dan enam awak pesawat.