CIAMIS, LIFESTYLE, (GNC); – Dari Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, yang dimana dianjurkan untuk melakukan dan memperbanyak amal-amal kebaikan untuk diri kita. Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah pun merupakan hari-hari yang sangat dicintai dan dimuliakan oleh Allah SWT.
Pada tahun ini, tanggal 1 Dzulhijjah pun akan jatuh pada hari Selasa 20 Juni. Amal-amal kebaikan yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.
Dengan begitu isilah hari-hari yang mulia ini dengan kebaikan dan ketaatan kepada Allah SWT. Seperti halnya kita dengan melakukan puasa pada hari pertama hingga sampai hari kesembilan.
Terutama pada puasa hari kesembilan yang disebut dengan puasa Arafah, berbakti kepada kedua orang tua, memperbanyak silaturrahim kepada sanak saudara, ziarah kubur, bertobat dari semua dosa-dosa, dan memperbanyak membaca Al-quran dll.
Dengan sangat begitu mulianya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sampai-sampai Allah SWT bersumpah dalam Al-Qur’an dengan hari-hari itu dalam firman-Nya:
وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ (3) (سورة الفجر: 1-3)
Artinya: “Demi waktu fajar. Demi sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah. Demi hari arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) dan demi hari raya qurban” (QS al-Fajr: 1-3)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bukhari, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ أيّامٍ الْعَمَلُ الصّالِحُ فيهَا أحَبُّ إلَى الله مِنْ هَذِهِ الأيّامِ يَعْني أيّامَ الْعَشْرِ قالُوا: يَا رَسُولَ الله وَلاَ الْجِهَادُ في سَبِيلِ الله؟ قالَ وَلاَ الْجِهَادُ في سَبِيلِ الله إلاّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ (رواه البخاري وأحمد والترمذي وأبو دود وابن ماجه
Artinya: “Tidak ada hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah SWT selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama daripada jihad di jalan Allah SWT?,” Rasulullah menjawab, “Termasuk lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah SWT kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatu apapun dari jiwa dan hartanya karena ia mati syahid di medan jihad” (HR al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, terdapat hari yang paling utama sepanjang tahun, yaitu hari arafah atau hari kesembilan Dzulhijjah yang tahun ini jatuh pada hari Rabu, 28 Juni yang akan datang. Pada hari arafah, kita lebih ditekankan lagi untuk melakukan berbagai kebaikan serta berpuasa dan memperbanyak doa pada hari itu.
Ketika ditanya mengenai puasa arafah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ (رواه مسلم
Artinya: “Puasa arafah memiliki keutamaan menghapus dosa-dosa (kecil) setahun yang telah berlalu dan setahun yang akan datang” (HR Muslim)
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan keutamaan hari arafah dalam sabdanya:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللهُ فِيْهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ (رواه مسلم
Artinya: “Tidak ada hari yang Allah SWT membebaskan hamba dari neraka sebanyak yang Ia bebaskan pada hari arafah” (HR Muslim)
Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Malik dalam al-Muwaththa’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا رُؤِيَ الشَّيْطَانُ يَوْمًا هُوَ فِيْهِ أَصْغَرُ، وَلَا أَدْحَرُ وَلَا أَحْقَرُ، وَلَا أَغْيَظُ مِنْهُ فِي يَوْمِ عَرَفَةَ (رواه الإمام مالك
Artinya: “Tidaklah setan terlihat lebih terhina, lebih terusir, lebih ternista dan lebih marah kecuali pada hari arafah” (HR Imam Malik)
Hal itu dikarenakan begitu banyak rahmat Allah yang turun pada hari arafah dan begitu banyak pengampunan dosa yang Allah SWT anugerahkan kepada para hamba-Nya pada hari itu. Hal-hal semacam ini tentu sangat dibenci oleh syetan.
Hari arafah juga adalah hari mustajabnya doa sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أَفْضَلُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَأَفْضَلُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِيْ لَا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ (رواه الإمام مالك
Artinya: “Doa yang paling utama adalah doa pada hari arafah dan sebaik-baik yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah kalimat tauhid, yaitu لَا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ” (HR Imam Malik)
Bagi yang akan berkurban, disunnahkan mulai awal Dzulhijjah sampai dengan hewan kurbannya disembelih untuk tidak memotong rambut dan kukunya sebagaimana hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Malam hari raya Idul Adha pun merupakan salah satu malam yang mustajab untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT sebagaimana hal itu pun ditegaskan oleh Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm:
بَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ: فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ
Artinya: “Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam jum’at, malam hari raya Idul Adha, malam hari raya Idul Fithri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya’ban.” (Arinzona)***
Sumber: Ngopibareng.id