RAGAM, (GNC);- Sebanyak 1.569 orang pelajar Indonesia mengikuti kegiatan Jambore Pramuka Dunia ke-25 (25th World Scout Jamboree) yang digelar World Organization of the Scout Movement berlangsung di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan pada tanggal 1 sampai 12 Agustus 2023.
Kegiatan yang dihadiri lebih dari 43.000 pemuda dari 158 negara di seluruh dunia ini tengah menjadi sorotan dan membuat pihak keluarga dari para peserta khawatir karena banyaknya peserta jamboree yang menjadi korban akibat cuaca ekstreem di Korea Selatan yang mencapai suhu 38 hingga 40 derajat di siang hari.
Bahkan sejumlah media massa menyebutkan 800 peserta Jambore terpaksa dilarikan ke rumah sakit yang sebagian besar karena kepanasan, cedera serta keluhan sanitasi dan makanan yang kurang baik.
Menurut informasi dari Wakil Ketua I Kwartir Nasional Pramuka Ahmad Rusdi, yang dikutip dari Liputan6.com Sabtu (5/8/2023), Kontingen Indonesia yang umumnya terdiri dari peserta didik berusia 14-17 tahun mendapat perhatian penuh para pembina pendampingnya. Meski beberapa anak dirawat karena kepanasan dan kaki terluka serta terkilir, tetapi semuanya sudah berhasil dirawat dengan baik dan dinyatakan boleh kembali ke tenda masing-masing.
“Pihak Kontingen Indonesia melalui tim dokter dan sekretariat juga memberikan pendampingan penuh, termasuk penyediaan transportasi, pembelian obat, dan penyediaan kursi roda serta tongkat penyangga untuk yang memerlukannya,” ucap Ahmad Rusdi.
Baca Juga: Terpilih Jadi Rujukan Studi Banding, Pemdes Werasari Terima Kunker dari Desa Legok
Merespons kabar tersebut, Ahmad Rusdi mengatakan bahwa Pemerintah Korea Selatan telah memberikan perhatian penuh pada masalah-masalah yang terjadi, antara lain;
- Menerjunkan pasukan tentara Korea untuk membantu mengatasi masalah sanitasi
- Perbaikan unit yang diperlukan, dan memperbaiki jalan yang masih tergenang air.
- Pihak Kementerian Kesehatan dan Palang Merah Korea Selatan juga telah menambah dokter dan paramedis serta peralatan termasuk sejumlah bus berpendingin udara yang dilengkapi unit perawatan medis.
- World Organization of the Scout Movement, organisasi gerakan kepramukaan sedunia, juga telah bekerja sama dengan pihak panitia penyelenggara untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Mulai dari masalah sanitasi, kesehatan, makanan, sampai transportasi di dalam bumi perkemahan. (Dewi)***
Sumber: Liputan6com