TASIK: Inilah sosok Kepala Desa (kades) Cisayong Kecamatan Cisayong Yudi Cahyudin yang berani beda dengan menyulap lapangan sepak bola jadi lapangan bertaraf international. Pria berusia 36 tahun ini dinilai piawai memimpin desa.
Yudi adalah sosok yang mampu untuk membenahi infrastruktur, sarana pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Diantara progam sudah dibangun oleh Kuwu atau Kades Yudi adalah pembangunan Rabat beton Cantigi-Babakan dengan anggaran Rp.340.964.000.
Tembok penahanan tanah(TPT) jalan lingkar Cantigi Babakan anggarannya Rp.40.371.000,pembangunan PAUD Cantigi anggarannya Rp.40.000.000,pembangunan Paud Cisayong anggarannya Rp.71.783.900,pembangunan DAM Anom anggarannya Rp.35.000.000,pembangunan TPT Sukahideng anggarannya Rp.35.000.000,pembangunan TPT makam Cep Uu anggarannya Rp.15.000.000,dan saluran air RT Endang anggarannya Rp.15.000.000.
Baca Juga: Lapangan Sepak Bola Lodaya Sakti Bertaraf International
Dan yang spektakuler adalah membangun lapangan sepak bola mewah yang memang jarang dilakukan oleh desa lain. Pada umumnya lapangan bola desa kumuh dan seadanya rumputnya juga gundul. Bahkan dibiarkan tak berumput.
Rupanya Yudi adalah pecinta sepakbola dia adalah bobotoh setia Persib dan kalangan kaum milenial. Terobosannya membangun lapangan sepak bola bertaraf internasional memang awalnya dianggap ide gila. Namun dia tetap ingin Desa Cisayong punya ciri khas. Sesuai dengan program Nawacita ‘Ayo Bangun Desa’ yang salah satunya akan membangun fasilitas olahra Yudi bersama masyarakat Desa Cisayong bekerja keras membangun lapangan sepak bola tersebut.
Payung hukum untuk membangun lapangan sepak bola ini adalah Permendes Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Dana Desa Tahun 2018. (Pembangunannya pun sudah) disetujui oleh semua unsur masyarakat.
Sokongan dana pun seluruhnya berasal dari pemerintah. “Dananya dari dana desa tahun anggaran 2018 dan bantuan keuangan pemerintah provinsi. Jika ditotal biaya yang sudah dikeluarkan untuk pembangunan TPT lapangan, perataan tanah, drainase, water sprinkle system, pasir dan pagar, sudah menelan biaya sebesar Rp 1,4 miliar,” tanasnya.
Untuk biaya biaya perawatan, pemerintah desa akan mengalokasikan dana sebesar Rp 5 juta per bulannya. “Itu meliputi biaya listrik serta penyiraman, pemotongan, dan pemupukan rumput,” papar Yudi.
Proses pembangunan lapangan sepak bola itu menurut Yudi masih akan terus berlanjut untuk bebrapa tahun ke depan sesuai anggaran. Dalam pengembangannya nanti akan ada ogging track dan tribun untuk penonton.
Yudi berharap lapangan tersebut nantinya akan membawa dampak positif yang besar bagi masyarakat sekitar. Tak hanya bisa digunakan sebagai tempat melepas penat atau rekreasi dan olahraga, tetapi juga dapat menggerakkan roda ekonomi daerah tersebut.
“Lapangan ini juga disewakan untuk masyarakat umum. Untuk satu kali main Rp 500 ribu. Nah, urusan sewa-menyewa ini sementara akan diurus oleh BUMDes Sakti Lodaya. Lalu, khusus untuk pembinaan generasi muda, baik sekolah sepak bola atau event tournament liga akan diurus oleh Sakti Lodaya Foundation,” paparnya.
Mengenai animo masyarakat terhadap lapangan desa ini, Yudi mengaku sangat puas. Bahkan masyarakat yang tadinya apatis mengaku bangga punya lapangan sepakbola sekaliber FIFA. “Alhamdulillah animo masyarakat sangat baik. Mudah-mudahan saja desa kami jadi icon untuk kemajuan sepakbola nasional,” tandasnya.(*)
BACA: KADES CISAYONG INGIN JOKOWI RESMIKAN LAPANG LODAYA SAKTI
Arief Subekti