Galuhnews.com, Siapa yang tidak tahu makan kerupuk? Makanan ringan yang satu ini memang sudah sangat digemari di kalangan masyarakat, kerupuk gurilem adalah salah satu kuliner yang murah meriah, tapi punya rasa yang gurih, renyah, dan tentunya lezat.
Kerupuk Gurilem ini merupakan khas Bandung Jawa Barat. Kerupuk ini berbeda dari kerupuk pada umumnya karena bentuknya yang memanjang seperti cacing dan juga rasanya yang gurih pedas.
Salah satu produsen Kerupuk Gurilem Adang Kurnia (69) Asal Cisaray, Margaluyu, Cikoneng, Ciamis. Yang tenar dengan merek kerupuk gurilem ECO, mulai produksi dari tahun 1991 sekarang sudah 30 tahun. Kini omzetnya mencapai Rp 100 juta perbulan.
Disaat pandemi ini ada penurunan produksi Kerupuk Gurilem dikarena harga bahan baku naik dan penjualan terkendala pemasaran mulai toko-toko oleh dan tempat wisata dibatasi sehingga kita jual sedikit. Terang Adang
Menurut Adang Kurnia (69) owner kerupuk gurilem ECO, “Ya kalo misalkan bahan baku pada naik ya otomatis rugi 40% tapi ya gimana lagi masa mau berhenti produksi, Kita memilih untuk tidak menaikan harga tapi dengan mengurangi produksi, sehingga penjualan bisa stabil dan terus berkembang.”
Dalam sehari produksi Kerupuk Gurilem dulu sebelum pandemi mencapai 2 kwintal menjadi 6 karung atau 2,40 kwintal itu produksi tahun lalu, Sekarang ada penurunan dikarenakan harga sebagian bahan baku naik, Sehingga mengurangi produksi menjadi 1,1/2 kwintal menjadi 4 karung atau 1,80 kwintal.
Harga bahan baku rata-rata mengalami kenaikan, hanya tepung tapioka harganya masih stabil Rp.315 Ribu per 50 Kg/ Karung.
Sedangkan bahan yang lain mengalami kenaikan, Bawang putih dari Rp 21 ribu per kg menjadi Rp 25 ribu per kg, Bawang merah dari Rp 18 ribu kg menjadi Rp 24 Ribu per kg, Plastik dari Rp 26 Ribu per kg menjadi Rp 33.750 per kg dan Minyak sayur dari Rp 11 ribu kg menjadi Rp 13 kg. Kata Adang
Kerupuk gurilem buatan Adang Kurnia (69) harganya relatif murah. Kerupuk ini sudah dikemas per kantong plastik Untuk 1 Kg kerupuk ini dijual Rp. 65 ribu, 1/2kg dijual Rp. 35 ribu,120gr dijual Rp 10 ribu dan 60gr dijual Rp 5000,
Pilihan rasa yang ditawarkan hanya dua, yakni Rasa Bawang dan Rasa Cabe kemasan ini siap dijual ke pasar, swalayan dan ke toko oleh-oleh.
Baca juga Jelang Bulan Puasa, Harga Telur Ayam Naik
Bagian pemasaran Rizki untuk penjualan kerupuk ada yang datang langsung kesini. kata Rizki, kita memasok kerupuk gurilem ke Banjar, Kuningan, Ciamis, Tasikmalaya, Bandung, Jabodetabek dan daerah lain. Dan untuk mengatasi lonjakan pemesanan ke daerah-daerah saat lebaran kita dari sekarang mulai menyetok ketersediaan dengan dibantu 12 karyawan lainya.
Selain itu Penjulan kita memanfaatkan media sosial dengan penjulan secara online, menggunakan Aplikasi Shopee, Facebook, Instagram. Kata Rizki pemesanan datang dari, Pulau Bali , Surabaya, Pulau Sumatra, Kalimantan dan banyak lagi daerah lain.
Harapannya Semoga pandemi ini cepat usai, kata Adang , sehinga target penjual bisa berkembang, apalagi sekarang menghadapi bulan puasa dan mudik lebaran, bisa ngejual ke toko oleh-oleh, tempat pariwisata dan mini market.
Wacana Kabar pemudik dilarang oleh pemerintah tidak terjadi, ucap Adang, sehingga para pelaku usaha khususnya UMKM waktu lebaran itu adalah waktu untuk meraih ke untungan yg lebih besar karena banyak yg mudik pasti pulangnya bawa oleh-oleh untuk di bawa ke kampung halaman.
M-Sure