CIAMIS, (GNC);- Indonesia sukses mencuri perhatian di BAMTC 2025. Indonesia berhasil merebut gelar juara BAMTC 2025. Ini adalah kali pertama Indonesia berdiri di podium tertinggi BAMTC. Bahkan di edisi-edisi sebelumnya, Tim Indonesia belum pernah mencapai babak final.
Seperti tradisi di tahun-tahun sebelumnya, BAMTC yang merupakan kejuaraan level kontinental, biasanya diikuti oleh tim-tim lapis dua dari negara-negara tangguh. Atau bisa juga kombinasi beberapa pemain utama dengan sejumlah pemain pelapis.
Dalam skuad Indonesia, nama-nama pemain yang masih masuk kategori pelapis seperti Alwi Farhan, Yohanes Saut Marcellyno, Komang Ayu Cahya Dewi, dan Rachel Allessya Rose/Meilysa Trias Puspitasari. Ada pula pemain yang sudah masuk kategori andalan seperti Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin, Putri Kusuma Wardani, hingga Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva dan Rinov Rivaldy/Lisa Ayu Kusumawati.
Komposisi itu tentu bukan komposisi terbaik Indonesia bila menghitung peringkat BWF saat ini. Jonatan Christie, Anthony Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tidak ada dalam skuad Indonesia.
Dengan bermodalkan skuad tersebut, Indonesia sukses jadi juara. Para pemain benar-benar tampil luar biasa.
Alwi Farhan mencatat penampilan impresif dengan rekor kemenangan 100 persen, sedangkan Putri KW bisa diandalkan di nomor tunggal putri. Fadia bisa bermain dengan baik bersama Dejan dan Rinov, bahkan selalu siap bermain di dua nomor meskipun nomor ganda putri tidak pernah dimainkan lantaran Indonesia selalu bisa memastikan kemenangan sebelum partai kelima digelar.
Torehan juara BAMTC 2025 ini jelas jadi modal berharga untuk mengangkat kepercayaan diri Tim Badminton Indonesia. Setelah gagal meraih emas pada Olimpiade Paris 2024, PBSI memang dituntut untuk melakukan perbaikan.
Gagal meraih emas Olimpiade membuat badminton Indonesia terpuruk hingga ke dasar dan memasuki periode kelam. Bertepatan dengan hal tersebut, pergantian pengurus PBSI dilakukan.
Di bawah komando Muhammad Fadil Imran yang kini jadi Ketua PP PBSI, mereka mulai mengupayakan pembenahan dan perbaikan. Beberapa hal sudah coba dilakukan.
Namun di awal tahun 2025 ketika PBSI mulai melakukan pembenahan, pukulan telak mereka dapatkan. Nihil gelar di tiga turnamen awal yaitu Malaysia Open, India Open, dan termasuk Indonesia Masters jelas memberikan gambaran utuh betapa buruknya situasi Indonesia di dunia badminton saat ini.
Karena itu ketika pemain-pemain Indonesia akhirnya bisa jadi juara BAMTC 2025, hal itu bisa jadi jawaban paling tepat bahwa di dunia badminton, Indonesia masih bisa jadi negara kuat.
Titel juara BAMTC 2025 tak lantas mengangkat posisi Indonesia setinggi-tingginya, tetapi jelas membuat Indonesia mampu menanamkan kembali rasa percaya.
Segala cara yang kiranya bisa membantu perbaikan kualitas atlet Indonesia layak dicoba. Termasuk saat PBSI melakukan pelatihan di bawah bimbingan Kopassus pada awal bulan ini.
Merujuk pada tema pelatihan tentang pembentukan mental dan karakter, hal itu yang terlihat sepanjang gelaran BAMTC 2025. Pemain yang tampil tak selalu menang, tetapi daya juang mereka terlihat mengalami peningkatan.
Karena itu hal ini sekiranya bisa jadi pemantik bagi PBSI untuk melakukan perbaikan dan terobosan di berbagai hal lainnya. Baik itu dari pengiriman pemain yang lebih rutin hingga penanganan cedera yang harus jauh lebih baik dari sebelumnya.
Sumber: cnnindonesia