PADA tanggal 20 April 2023 besok dan bertepatan dengan tanggal 29 Ramadhan 1444H, sebagian masyarakat Indonesia akan mengalami Gerhana Matahari Hybrida (GMH) yaitu sebuah fenomena langka di mana gerhana matahari terjadi dengan cara yang unik dan menarik.
Gerhana matahari terjadi ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, sehingga menyebabkan bayangan Bulan jatuh ke Bumi dan menutupi sebagian atau seluruh permukaan Matahari. Namun, ketika GMH terjadi, pengamat dapat melihat dua fenomena yang berbeda tergantung pada lokasi pengamat, yaitu Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari Total.
Saat puncak gerhana, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan.
Terdapat tiga macam bayangan Bulan yang terbentuk saat GMH, yaitu antumbra, penumbra, dan umbra. Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Cincin.
Sementara di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa Gerhana Matahari Sebagian. Kemudian di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Total.
Adapun fenomena astronomi ini, disebut akan berlangsung mulai pukul 09.28 WIB sampai 12.22 WIB. Dilansir dari Kompas, menurut Kepala Observatorium Bosscha Premana W Premadi, daratan pertama di Indonesia yang dilintasi gerhana adalah Pulau Kisar yang termasuk pulau terdepan dan terpencil di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Dengan rincian waktu Puncak gerhana pada pukul 13.23.09 WIT. Sedangkan di wilayah Jawa Barat puncak gerhana di prediksi pada pukul 10.43 WIB.
Gerhana matahari hybrida tidak hanya menarik bagi para astronom, tetapi juga menarik bagi banyak orang yang tertarik dengan fenomena langit. Selain itu fenomena gerhana Matahari hibrida juga memberikan beberapa dampak bagi bumi diantaranya akan menyebabkan penurunan suhu sebesar 4-5 derajat celcius, langit berubah menjadi gelap, perubahan perilaku pada hewan serta meningkatnya pasang air laut.
Banyak orang di seluruh dunia menonton gerhana matahari hybrida sebagai acara yang menarik dan mengagumkan. Namun, ketika menonton gerhana matahari, penting untuk menggunakan kacamata khusus atau peralatan khusus untuk melindungi mata.
Anda dapat menggunakan teleskop yang terlebih dahulu dilapisi filter Matahari minimal ND4. Sementara kacamata gerhana, paling tidak harus dilapisi ND5, karena melihat Matahari langsung dapat menyebabkan kerusakan permanen pada lensa mata.
https://www.bmkg.go.id/berita/?p=gerhana-matahari-hibrid-20-april-2023&tag=geofisika&lang=ID