Ciamis – Dalam upaya melestarikan budaya lokal, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Ciamis menerapkan penggunaan iket kepala Sunda di lingkungan dinasnya pada setiap hari rabu sebagai simbol identitas masyarakat Sunda yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Sekretaris Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Ciamis, Ega Anggara Al Kautsar didampingi Kabid Kebudayaan, Muharam Jazuli, menjelaskan bahwa penggunaan Iket Sunda bukan hanya sekadar aksesori kepala, tetapi juga simbol kearifan lokal yang merepresentasikan nilai-nilai luhur budaya Sunda.
“Iket Sunda adalah lambang jati diri masyarakat Sunda yang mencerminkan kerendahan hati, budi pekerti luhur, serta rasa hormat terhadap sesama. Kami berharap langkah ini dapat mengingatkan masyarakat akan pentingnya melestarikan identitas budaya,” ujar Ega Anggara.
Menurut Ega Anggara, penggunaan Iket Sunda dapat menjadi pengingat untuk menjauhi sikap arogan dan lebih mengutamakan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh leluhur masyarakat Sunda.
baca juga : 4enges: Reuni dan Rejuvenasi Musik Sunda Setelah 30 Tahun Vakum
“Jika nilai-nilai budaya Sunda tertanam dalam hati setiap individu, maka kita dapat hidup dengan penuh harmoni dan saling menghormati,” tambahnya.
Hal ini juga diharapkan mampu menginspirasi organisasi perangkat daerah (OPD) lain serta masyarakat Kabupaten Ciamis untuk ikut serta dalam pelestarian budaya Sunda.
baca juga : Liburan Akhir Tahun di Ciamis: 3 Kolam Renang Seru untuk Keluarga
Untuk saat ini, penggunaan Iket Sunda masih bersifat imbauan di lingkungan kerja Disbudpora saja. Muharam mengungkapkan bahwa regulasi terkait pakaian dinas telah diatur melalui Peraturan Bupati (Perbup), sementara penerapan Iket Sunda sementara hanya sebatas inisiatif di internal Disbudpora saja dan akan terus dikembangkan secara bertahap.
“Kami berharap ke depan, penggunaan Iket Sunda bisa menjadi tradisi yang melekat di setiap OPD dan masyarakat Ciamis,” jelasnya.
Inisiatif ini menjadi bukti komitmen Kabupaten Ciamis dalam menjaga keberlanjutan budaya lokal sekaligus memperkuat jati diri masyarakat Sunda di tengah derasnya arus modernisasi.(Red)***