SOSIAL MEDIA dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental remaja karena dapat menimbulkan rasa iri, kurang percaya diri, dan tekanan untuk selalu mengejar kepopuleran. Remaja yang terlalu terlibat dengan sosial media juga dapat mengalami masalah tidur dan kehilangan kontak dengan dunia nyata. Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal JAMA Psychiatry menemukan bahwa remaja yang menggunakan media sosial lebih dari tiga jam per hari berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan mental terutama masalah internalisasi alias citra diri, dan meningkatkan risiko stres, depresi, serta kecemasan. Hal ini dapat terjadi karena remaja mungkin merasa tertekan untuk selalu mengejar pengikut yang banyak atau likes yang tinggi, atau mungkin merasa tidak memenuhi standar kecantikan atau kepopuleran yang ditampilkan di sosial media.
Selain itu juga sosial media juga dapat menimbulkan masalah keamanan, terutama bagi remaja yang mungkin tidak memahami risiko berbagi informasi pribadi secara online. Remaja yang terlalu terlibat dengan sosial media juga dapat menjadi korban cyberbullying. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Social and Clinical Psychology menemukan bahwa mahasiswa sarjana yang membatasi waktu mereka di Facebook, Instagram, dan SnapChat, hingga 10 menit setiap hari atau total 30 menit penggunaan untuk semua media sosial umumnya memiliki citra diri yang lebih positif. Para siswa yang membatasi penggunaan media sosial mereka hingga 30 menit sehari melaporkan lebih sedikit depresi dan kesepian setelah tiga minggu. Selain itu, ada peningkatan mood yang mengurangi tingkat depresi.
Untuk mengurangi dampak negatif sosial media bagi kesehatan mental remaja, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti:
- Mengatur waktu penggunaan sosial media: Membatasi waktu penggunaan sosial media setiap hari dapat membantu remaja untuk tidak terlalu terlibat dengan media sosial dan memiliki waktu yang cukup untuk melakukan aktivitas lain yang menyenangkan dan bermanfaat.
- Menghindari membandingkan diri dengan orang lain: Remaja sering merasa tidak memenuhi standar kecantikan atau kepopuleran yang ditampilkan di sosial media. Oleh karena itu, penting untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain di sosial media dan mengingat bahwa apa yang ditampilkan di sosial media seringkali hanyalah gambaran yang dipoles dari kehidupan seseorang.
- Menjaga privasi online: Remaja harus memahami risiko berbagi informasi pribadi secara online dan selalu menjaga privasi mereka dengan tidak mengunggah foto atau informasi pribadi yang tidak perlu. Hal ini bisa mengurangi resiko kriminalitas seperti kasus penculikan anak.
- Berbicara dengan orang dewasa yang dapat dipercaya: Jika remaja merasa stres, depresi, atau kecemasan akibat penggunaan sosial media, penting untuk memiliki orang dewasa yang dapat dipercaya untuk diajak bicara. Disini peran orangtua sangatlah penting, dengan menyediakan waktu setiap hari untuk saling berkomunikasi, mengajak anak melakukan aktivitas di dunia nyata dan mengurangi penggunaan gadget pada saat bersama keluarga. Selain itu juga meminta bantuan kepada profesional kesehatan mental seperti konselor, psikolog, psikiater sangat disarankan dan bukan hal yang memalukan.(Dewi)***
Referensi University of Nevada, Reno. Diakses pada 2023. Impact of Social Media on Youth Mental Health: Statistics, Tips & Resources.