Ciamis – Bupati Ciamis Herdiat Sunarya menyebut hanya 1,1 persen investor yang menanamkan modal di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Sehingga di Ciamis industri tak berkembang dan sulitnya lapangan pekerjaan. Kurangnya akses dan buruknya layanan birokrasi di Ciamis membuat investor enggan menanamkan modal.
“Hambatannya karena akses jalan, Ciamis-Bandung saja ditempuh sampai 4 jam. Juga tak punya pelabuhan. Juga kita akui buruknya layanan birokrasi, izin lama dan sulit yang membuat para investor enggan menanamkan modalnya,” ujar Bupati Ciamis Herdiat Sunarya saat di Bursa Inovasi Desa Zona III Ciamis di Gedung Dakwah Cikoneng, Kamis (1/8/2019).
Seharusnya izin cepat, tepat dan murah. Namun kenyataannya di lapangan, menurut Herdiat tak sedikit ada oknum yang memanfaatkan tersebut untuk kepentingan pribadi. Sehingga investor malah mundur sebelum mengurus perizinan.
Untuk itu, Herdiat berjanji dalam 5 tahun kedepan akan memperbaiki layanan birokrasi dan menarik investor sebanyak-banyaknya ke Ciamis. Hasilnya dapat menciptakan lapangan kerja guna mengurangi angka pengangguran.
“Pelayanan harus cepat, tepat, mudah, murah dan ramah. Itu yang menjadi hambatan. Kalau perlu untuk retribusi itu bisa digratiskan, akan buat Perdanya. Yang penting perusahaan itu bermanfaat untuk masyarakat, terutama menyerap tenaga kerja,” tegas Herdiat.
Pemkab Ciamis saat ini harus mampu memanfaatkan peluang. Akses masuk Ciamis sudah mulai dibuka, seperti Bandara yang telah beroperasi di Tasikmalaya dan Kertajati.
Pemerintah Pusat juga sebentar lagi akan membangun tol dari Cileunyi sampai Kota Banjar. Tapi dengan catatan Ciamis harus memiliki pintu masuk dan keluar tol tersebut. Kalau tak ada pintu maka sebuah kerugian besar bagi Ciamis.
“Itu semua peluang, tinggal bagaimana Ciamis bisa menarik para investor. Yang perlu diperjuangkan sekarang adalah Ciamis harus punya pintu tol. Kalau tidak Ciamis akan mati,” pungkasnya. (TIM)