CIAMIS– Bank Indonesia (BI) kembali mengambil langkah strategis untuk mendukung pemulihan ekonomi dengan menurunkan suku bunga acuan menjadi 5,75 persen. Keputusan ini diambil pada rapat dewan gubernur BI yang digelar pada 14 Januari 2025, sebagai upaya untuk memperkuat daya beli masyarakat dan mendukung sektor-sektor ekonomi yang masih terhambat pasca-pandemi.
Alasan di Balik Penurunan Suku Bunga
Penurunan suku bunga acuan ini merupakan respons terhadap situasi perekonomian yang mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Meskipun inflasi tetap terjaga dalam batas aman, BI menilai bahwa penurunan bunga acuan akan lebih mempercepat pemulihan ekonomi, meningkatkan konsumsi domestik, dan mendukung investasi. Selain itu, langkah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sekaligus memberikan ruang bagi bank untuk menurunkan suku bunga kredit yang lebih rendah.
“Dengan penurunan suku bunga acuan, kami berharap dapat menciptakan iklim yang lebih kondusif bagi sektor usaha, yang pada gilirannya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, dalam konferensi pers setelah pengumuman tersebut.
Dampak Penurunan Suku Bunga terhadap Perekonomian
Penurunan suku bunga acuan ini diperkirakan akan memberikan sejumlah dampak positif, antara lain:
1. Menurunnya Beban Bunga Pinjaman
Bank-bank komersial cenderung menurunkan suku bunga pinjaman kepada konsumen dan pelaku usaha. Ini dapat memberikan keringanan bagi individu yang membutuhkan pembiayaan dan mendorong pertumbuhan sektor usaha, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM).
baca juga : Fenomena Koin Jagat: Tren Baru yang Menggebrak Dunia Digital
2. Peningkatan Konsumsi dan Investasi
Dengan bunga pinjaman yang lebih rendah, masyarakat akan lebih mudah mendapatkan kredit konsumsi, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan barang dan jasa. Selain itu, investasi di sektor riil diharapkan akan semakin meningkat, seiring dengan biaya pembiayaan yang lebih rendah.
3. Stabilitas Nilai Tukar Rupiah
Penurunan suku bunga acuan ini juga bertujuan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Dalam beberapa bulan terakhir, rupiah telah menghadapi tekanan dari pasar global. Dengan kebijakan ini, diharapkan arus modal asing tetap masuk ke Indonesia, menjaga stabilitas pasar valuta asing.
baca juga : OJK Kini Pimpin Pengawasan Aset Keuangan Digital di Indonesia
Tantangan dan Perhatian ke Depan
Meski langkah ini diharapkan memberi dorongan positif bagi perekonomian Indonesia, beberapa tantangan tetap harus dihadapi. Salah satunya adalah ketidakpastian global, seperti kebijakan moneter negara-negara maju dan fluktuasi harga komoditas global. Oleh karena itu, BI menyatakan akan terus memantau perkembangan ekonomi domestik dan global secara cermat, untuk memastikan kebijakan yang diambil tetap efektif.
“Ke depannya, kami akan terus memantau berbagai indikator ekonomi dan siap melakukan penyesuaian kebijakan lebih lanjut jika diperlukan,” tambah Perry Warjiyo.
baca juga : FKUB Ciamis, Sumadi Terpilih Secara Aklamasi
Harapan untuk Pemulihan Ekonomi yang Lebih Cepat
Dengan penurunan suku bunga acuan ini, Bank Indonesia berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di 2025, setelah berbagai tantangan yang dihadapi pada tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah dan BI berkomitmen untuk bekerja sama dalam memulihkan perekonomian Indonesia dan mempercepat proses pemulihan pasca-pandemi.(RED)***