SEORANG bayi bernama Kenzi di Bekasi, Jawa Barat tengah viral karena mengalami obesitas. Di usianya yang baru berumur 16 bulan Kenzi memiliki berat badan 27 Kilogram, jauh melebihi rata-rata anak seusianya. Berdasarkan kurva pertumbuhan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang digunakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berat badan bayi Kenzie dapat dikategorikan sebagai obesitas karena berat badan ideal anak laki-laki berusia satu tahun adalah 9,7 kg. Sementara itu, berat badan 13,4 kg sudah masuk dalam kategori obesitas. Sang Ibu, Pitriyah (40) mengaku sudah memberikan susu formula kepada anaknya sejak lahir. Kenzi kemudian diberikan susu kental manis (SKM) karena ia tidak sanggup membeli susu formula. Hal ini pun menyebabkan sang anak tidak bisa bertumbuh kembang seperti bayi pada umumnya yang sudah bisa merangkak dan mulai berjalan.
Selama ini, persepsi masyarakat mengenai susu kental manis adalah baik untuk dikonsumsi setiap hari, bahkan banyak dari masyarakat yang memberikannya kepada Balita. Padahal, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah melarang penggunaan produk ini sebagai pengganti ASI atau susu formula untuk bayi dan anak karena bukan produk susu bernutrisi. Kental manis juga sebaiknya tidak dikonsumsi setiap hari, umumnya digunakan sebagai campuran dalam makanan atau minuman. SKM juga tidak dianjurkan dikonsumsi oleh anak-anak yang memiliki riwayat intoleransi laktosa karena akan memicu gejala alergi.
Selain dapat menyebabkan obesitas, mengonsumsi SKM juga dapat menyebabkan stunting, penyakit diabetes melitus tipe-2, menyebabkan tulang keropos, serta tidak baik untuk kesehatan jantung karena kadar lemak jenuhnya.
Produk kental manis mengandung tambahan gula yang tinggi dan protein yang sangat rendah, sehingga minim zat gizi bermanfaat. Terlihat perbedaan yang kontras ketika Anda membandingkan kandungan gizi kental manis dengan susu sapi segar.
Satu saset SKM memiliki kandungan kalori sebesar 180 kkal dengan rincian:
- 67% karbohidrat(termasuk gula),
- 30% lemak, dan
- 3% protein.
Sedangkan, 1 gelas susu sapi segar memiliki 146 kkal kalori dengan rincian:
- 49% lemak,
- 30% karbohidrat (termasuk gula), dan
- 21% protein.
Di bawah ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi produk kental manis.
- SKM bukan untuk bayi dan anak-anak
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), produk ini tidak boleh diberikan kepada bayi dan anak-anak. Kental manis tidak bisa memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) anak karena kehilangan banyak sekali kandungan gizi dalam proses pengolahannya. Kandungan gula tambahan di dalamnya juga menjadi ancaman tersendiri untuk anak-anak. Jumlah gula tambahan untuk anak yang disarankan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni kurang dari 10% total kebutuhan kalori anak per hari. SKM punya kadar gula tambahan tinggi dan melebihi batas saran WHO tersebut.
Baca juga Sosialisasi Fungsi dan Tugas BPK dan DPR
Dalam satu porsi (4 sendok makan) yang dijual di pasaran, kalorinya mencapai 130 kkal dengan gula tambahan sebanyak 19 gram dan protein 1 gram. Tak hanya itu, apabila sejak kecil sudah dikenalkan dengan asupan manis, nantinya anak jadi tidak mau mencoba makanan jenis lain yang lebih kaya gizi. Itulah sebabnya kenapa kental manis tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak.
- Tidak untuk diminum setiap hari
Berdasarkan anjuran dari Kementerian Kesehatan RI, olahan susu yang bertekstur kental ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari. Hal ini karena kandungan gula dan lemaknya yang tinggi dapat mengganggu kesehatan. Sebaliknya, kental manis lebih cocok dikonsumsi sebagai pelengkap makanan atau minuman saja, misalnya sebagai pemanis kopi atau topping untuk roti.
- Berisiko bagi kesehatan
Selain kandungan gizi yang jauh lebih sedikit ketimbang susu sapi biasa, ternyata terlalu banyak mengonsumsi produk kental manis juga berisiko bagi kesehatan Anda. Lagi-lagi, ini disebabkan oleh kandungan gula dalam jumlah sangat tinggi. Terlalu sering mengonsumsi gula bisa menyebabkan penyakit diabetes, kerusakan gigi, hingga obesitas. Tak hanya itu, terlalu banyak makan makanan manis juga bisa memicu berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung atau stroke. Oleh sebab itu, produk kental manis tidak dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari, apalagi untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dalam masa pertumbuhan. (Dewi)***
Ref:
https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/fakta-susu-kental-manis/
# Susu Kental Manis