CIAMIS, (GNC); – Dry text adalah istilah yang sering digunakan di media sosial dan lingkungan digital lainnya. Istilah ini mengacu pada teks atau pesan yang kurang menarik, membosankan, atau kehilangan daya tariknya. Dalam konteks ini, “dry” bisa diartikan sebagai kurang menarik atau tidak memiliki kelembutan yang dapat memikat perhatian pembaca atau pengguna media sosial.
Penggunaan istilah “dry text” ini umumnya muncul ketika seseorang menilai bahwa suatu teks atau pesan yang dibagikan oleh orang lain tidak cukup menarik, kreatif, atau kurang memiliki daya tarik yang dapat membuat orang tertarik untuk membacanya atau berinteraksi. Oleh karena itu, pemahaman terhadap arti kata “dry text” sangat relevan dalam konteks penggunaan media sosial, terutama di era di mana konten menjadi sangat penting untuk mempertahankan perhatian pengguna.
Tak hanya itu Dry Text kerap dianggap sebagai tanda bahwa pengirim pesan kurang tertarik dengan pembahasan yang sedang dibahas. Kendati demikian tak semata-mata seseorang mengirim Dry Text kepada Anda karena tidak tertarik pembahasan.
Baca juga: Apple Rilis iOS 17.2.1 dengan Sejumlah Fitur Baru, Pengguna IPhone Wajib Update
Dilansir dari TextGod, hal ini bisa jadi karena berbagai faktor, mulai dari pengguna yang sibuk sehingga hanya menjawab seadanya, lelah atau sedang malas memberikan jawaban panjang lebar, atau sedang berada di suasana hati tidak baik.
Berikut beberapa contoh kata-kata atau respons yang dapat dianggap sebagai Dry Text di mana pesannya terasa kurang bersemangat atau kurang memiliki daya tarik emosional:
“Oke.” “Ya.” “Bagus.” “Sip.” “Wkwk.” “Haha.” “Apa kabar?” “Baik.” “Nanti aja.” “Tentu.”
Penting untuk diingat bahwa konteks dan hubungan antarindividu dapat mempengaruhi bagaimana pesan diterima. Terkadang, penggunaan kata-kata singkat ini disesuaikan pada situasi atau pembicaraan yang sedang berlangsung. (Arin)**