CIAMIS, (GNC);- Anggota DPR RI Komisi VIII, Dr. KH. Surahman Hidayat, Lc., M.A., menggelar seminar bertema “Transformasi Pendidikan Islam dalam Menciptakan Pribadi yang Beriman, Bertakwa, dan Cerdas sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional”, digelar di Gedung Serbaguna Darussalam Ciamis, Jumat (2/10/2025).
Seminar menghadirkan Dr. Hj. Chusna Arifah, S.Pd., M.Pd.I sebagai narasumber utama, serta turut dihadiri oleh H. Didi Sukardi dan Dede Herli yang mewakili Dr. KH. Surahman Hidayat, Lc., M.A., Anggota DPR RI Komisi VIII, sekaligus alumni Darussalam.
Diikuti oleh ratusan guru RA, MI, MTs, SMA, dosen, hingga pimpinan muda pesantren di lingkungan Darussalam.
Kegiatan ini menekankan pentingnya transformasi pesantren, tidak hanya fokus pada pengajaran ilmu agama, tetapi juga pembentukan akhlak mulia yang berlandaskan nilai Qur’ani. Selain itu, santri juga dibekali dengan wawasan global agar siap menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri bangsa.
Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam, K.H. Dr. Fadlil Yani Ainusyamsi, MBA., M.Ag. dalam sambutannya menyampaikan kebanggaan atas terselenggaranya kegiatan ini di Ponpes Darussalam. Menurutnya, tujuan pendidikan Islam bukan hanya mencerdaskan umat, tetapi juga membentuk akhlak mulia.
“Karakter inilah yang harus menjadi fondasi agar umat dapat menghadapi berbagai tantangan zaman dengan bijak,” ungkap KH. Fadlil.
Dalam kesempatan yang sama, H. Didi Sukardi, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, menegaskan pesantren telah banyak berkontribusi bagi kepemimpinan nasional. Menurutnya, tidak sedikit tokoh bangsa yang lahir dari pesantren, termasuk Darussalam.
“Darussalam telah melahirkan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam kepemimpinan. Oleh karena itu, sudah saatnya santri-santri Darussalam dipersiapkan untuk berkontribusi di berbagai bidang, termasuk kepemimpinan publik. Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang beriman, bertakwa, sekaligus cerdas, sebagaimana tujuan pendidikan nasional,” tutur Didi Sukardi.
Sementara itu, narasumber utama, Dr. Hj. Chusna Arifah memaparkan transformasi pendidikan pesantren harus menitikberatkan pada akhlak atau karakter. Ia menilai kemajuan teknologi tanpa dibarengi akhlak hanya akan menimbulkan masalah baru.
“Seberapa maju pun perkembangan zaman, jika tidak dibarengi dengan akhlak akan terjadi banyak penyimpangan. Akhlak adalah akar pendidikan. Baik disebut akhlak, karakter, etika, maupun moral, semuanya berbicara tentang tanggung jawab dan kepedulian,” jelasnya.
Dr. Chusna juga menekankan perlunya pendidikan karakter sejak dini agar lahir generasi yang jujur, bertanggung jawab, dan peduli. Ia mencontohkan bahwa korupsi maupun penyalahgunaan teknologi seringkali berakar dari lemahnya pendidikan akhlak sejak kecil.
“Kalau anak dididik dengan akhlak yang baik, saat dewasa ia tidak akan mengambil hak orang lain. Dari keluarga yang baik lahir masyarakat yang baik, daerah yang baik, hingga negara yang baik,” pungkasnya.