CIAMIS, (GNC); – Mahasiswa semester 5 UIN Walisongo Semarang bernama Khoirul Adib berhasil lolos MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) dan berkesempatan menjalani kuliah selama 6 bulan di Rochester Institute of Technology.
“Batal masuk Columbia University, saya alhamdulillah diterima di Rochester Institute of Technology, salah satu universitas bergengsi juga di AS,” Ujar Adib, dikutip laman Kemenag, Minggu (20/8/2023).
Berkuliah di sana merupakan bagian dari impiannya. Oleh karena itu, Adib mencoba mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari persiapan diri hingga menyiapkan semangat untuk menuntut ilmu.
“MOSMA Kemenag ini merupakan langkah awal bagi saya untuk bisa terbang dan terus tholabul ilmi di berbagai negara, dan terus berupaya menemukan sesuatu yang baru,” Terangnya.
Lolos dengan Beasiswa MOSMA
Adib mengaku walau dirinya berasal dari desa, namun ia ingin tetap merasakan bagaimana rasanya berkuliah di luar negeri. Adib akhirnya berusaha mencari jalannya yakni dengan mencari informasi di media online hingga ia mengetahui soal beasiswa MOSMA.
MOSMA atau MORA Overseas Student Mobility Awards merupakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri. Program ini berlangsung selama 1 semester dengan durasi maksimal 6 bulan.
Beasiswa MOSMA ini adalah bagian dari bentuk kerja sama antara Kemenag dan LPDP. Mahasiswa yang mendapat beasiswa ini bisa mengkonversinya ke dalam SKS (Satuan Kredit Semester) di kampus asal.
“Saya tertarik untuk mempelajari dan mendaftar. Lika-liku perjalanannya saya lalui untuk bisa ikut mendaftar program tersebut,” Imbuhnya.
Proses seleksi beasiswa MOSMA ini Adib ikuti dengan sungguh-sungguh mulai dari seleksi administrasi hingga tahap wawancara. Selain aspek psikologis dan akademik, Adib juga harus mempersiapkan kemampuannya berbahasa Inggris karena dia ambil pilihan ke Amerika.
“Semua tahapan saya lalui dan pada saat pengumuman, 18 Juli 2023, ternyata nama saya dinyatakan lolos untuk bisa mengikuti program MOSMA Student Exchange di kampus ternama Amerika Serikat, Rochester Institute Of Technology,” Jelas Adib.
Dikenal sebagai Marbot Masjid
Mahasiswa asal desa paling ujung selatan Kabupaten Tuban ini dikenal sebagai marbot masjid. Adib tinggal di sebuah masjid dan turut serta memakmurkannya baik dalam kegiatan agama ataupun sosial.
Adib mengaku bahwa kesempatan bisa berkuliah di kampus Paman Sam merupakan hal yang sangat luar biasa. Menurutnya, bisa berkuliah di kota besar dan diterima sesuai passion adalah yang luar biasa.
“Kuliah di Semarang bagi orang desa seperti saya sudah luar biasa, apalagi bisa belajar di jurusan teknologi,” Ungkap Adib.
Bolak-balik ke Desa untuk Rawat Ibu
Dalam beberapa bulan terakhir, sang ibu mengalami sakit. Hal tersebut membuat Adib harus sering bolak-balik ke Semarang-Tuban-Semarang.
Jarak yang ia tempuh pun mencapai 280 km dalam satu kali perjalanan. Beruntungnya, terdapat jalan tol yang membuat dirinya bisa menempuh perjalanan ke desanya hanya dalam waktu 5 – 6 jam.
Bisa berkuliah di luar negeri walau hanya dalam waktu beberapa bulan saja menurut Adib adalah cita-cita dari orang tuanya juga. Oleh karena itu, ia dengan sepenuh hati menjalani proses seleksi dan bersungguh-sungguh menempuh pendidikan di Amerika.
Prestasi Adib di Bidang Teknologi
Kebahagiaan Adib semakin lengkap karena ia sempat meraih medali perak di ajang kompetisi riset teknologi di Korea Selatan. Namun, di tengah kebahagiaan Adib, sang ibu harus berpulang kepada Tuhan pada saat ia masih di Korea Selatan.
“Namun saya tetap kuat dan harus meneruskan perjuangan ibu, agar bisa menjadi orang bermanfaat untuk semua orang,” tekadnya.
Sebelumnya, Adib sebenarnya juga mendapat tawaran untuk kuliah satu semester di Columbia University. Namun, ia tidak sempat menindaklanjuti pendaftaran ia harus merawat sang ibu yang tengah sakit. (Handi)***