CIAMIS, (GNC);- Organisasi Budi Pekerti kembali mengukuhkan perannya sebagai motor penggerak isu-isu strategis di tingkat daerah. Setelah aktif dalam forum edukasi publik di bidang pendidikan, kini Budi Pekerti menyoroti ancaman krisis pangan global yang mulai terasa dampaknya di daerah, termasuk Kabupaten Ciamis.
Ketua Budi Pekerti, Dian Budiana menegaskan bahwa isu pangan bukan sekadar urusan makan dan lapar, tapi berkaitan langsung dengan masa depan generasi mendatang serta kemandirian daerah dalam mengelola sumber dayanya sendiri.
“Kami ingin Ciamis menjadi daerah yang tidak hanya menunggu kebijakan pusat, tapi justru bergerak duluan. Ketahanan pangan harus dibangun dari desa,” ujar Dian.
Dua Agenda Utama: Dari Aksi Nyata hingga Dialog Strategis
Budi Pekerti merancang dua kegiatan besar sebagai langkah awal menuju kemandirian pangan daerah:
1. Gerakan Pangan Murah (2 Agustus 2025) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Budi Pekerti akan menyelenggarakan pasar pangan murah bersubsidi untuk masyarakat Ciamis.
Selain distribusi bahan pokok, kegiatan ini juga menjadi bagian dari kampanye edukatif “Selamatkan Pangan” yang mengajak masyarakat untuk mengurangi pemborosan makanan dan membangun pola konsumsi yang lebih bijak.
2. Talkshow Nasional “Masa Depan Pangan: Dari Isu Global Menuju Solusi Lokal” (14 Agustus 2025)
Talkshow ini akan menghadirkan lintas sektor, mulai dari anggota DPR RI Komisi IV, akademisi, pelaku UMKM, sejarawan, hingga lembaga keuangan. Forum ini bertujuan merumuskan solusi lokal yang dapat diterapkan secara konkret di Ciamis dan sekitarnya.
Acara talkshow juga akan diawali dengan kajian sejarah dari naskah kuno Sunda, menggali bagaimana masyarakat terdahulu menghadapi krisis pangan. Sebuah pendekatan unik yang menghubungkan masa lalu dan masa depan dalam satu bingkai refleksi.
Menuju Gerakan Menanam Jagung di Seluruh Desa
Tak berhenti pada forum, Budi Pekerti telah menyiapkan program lanjutan berupa gerakan menanam jagung serentak di seluruh desa, memanfaatkan lahan-lahan tidur sebagai upaya nyata membangun kedaulatan pangan.
Dian Budiana mengajak semua elemen untuk terlibat aktif, termasuk pemerintah, akademisi, pelaku usaha, organisasi kepemudaan, kelompok tani dan ternak, hingga tokoh masyarakat.
“Kita tidak sedang menyusun acara, tapi sedang menyusun harapan. Ini harus jadi gerakan bersama,” pungkasnya.
Dengan arah yang jelas dan dukungan luas, Ciamis berpeluang besar menjadi model daerah yang tangguh dan mandiri dalam menghadapi tantangan pangan global.