CIAMIS, (GNC): – Wacana pemberian libur penuh bagi siswa selama bulan Ramadan kembali menjadi sorotan. Usulan ini muncul untuk memberikan ruang lebih bagi siswa menjalankan ibadah di bulan suci, seperti salat tarawih, tadarus, dan ibadah lainnya. Namun, gagasan tersebut menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Prof. Dr. Unang Setiawan, menyatakan bahwa libur penuh dapat berdampak pada efektivitas pembelajaran. “Bulan Ramadan biasanya bertepatan dengan periode penting di kalender akademik, seperti persiapan ujian akhir. Kebijakan libur penuh perlu dipertimbangkan agar tidak mengganggu proses belajar-mengajar,” ujarnya,
baca juga : AMB, Ajang Eksplorasi Bakat Siswa
Sebagian besar orang tua mendukung gagasan ini. Menurut Siti Rahma, ibu dua anak di Surabaya, libur selama Ramadan memungkinkan siswa fokus menjalankan ibadah tanpa khawatir tentang tugas sekolah. Ramadan adalah momen spesial yang sayang jika dilewatkan karena sibuk belajar.
Namun, beberapa siswa justru khawatir tertinggal materi pelajaran. Dimas, siswa kelas 12 di Bandung, berpendapat bahwa jam belajar cukup disesuaikan, seperti dipersingkat. “Kalau libur total, kami akan kesulitan mengejar pelajaran, apalagi yang mau ujian nasional,” jelasnya
baca juga : Mahasiswa Indonesia Ciptakan Aplikasi Bantu Peternak Raih Juara Internasional
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, menyebutkan bahwa pihaknya masih mengkaji wacana ini. “Kami memahami pentingnya Ramadan bagi siswa, tetapi juga harus memastikan bahwa hak mereka untuk mendapatkan pendidikan tidak terganggu. Alternatif seperti pengurangan jam belajar sedang dibahas,”
Beberapa sekolah telah menerapkan kebijakan khusus saat Ramadan, seperti mengadakan kegiatan berbasis keagamaan dan memperpendek jam belajar. Solusi ini dianggap seimbang untuk memenuhi kebutuhan spiritual tanpa mengabaikan pendidikan.
baca juga : Expo 22 SMPN 1 Ciamis: Kreatif & Kenal Kebhinekaan!
Keputusan terkait libur penuh selama Ramadan akan diumumkan setelah konsultasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, guru, dan organisasi masyarakat.(RED)***
Sumber: Kompas.com, Detik.com, CNN Indonesia, Liputan6.com