KOTA BANJAR, (GNC);- Dani Danial Muhklis (Kang Danial) mengucapkan terima kasih kepada partai-partai politik, dalam hal ini PDIP, Partai Demokrat, PAN dan PKB, yang telah membuka kesempatan kepada warga Banjar untuk menjadi calon Wali Kota Banjar.
“Apresiasi setinggi-tingginya saya sampaikan kepada partai politik yang telah memberikan ruang kepada siapapun, termasuk saya, untuk ikut berpartisipasi dalam penjaringan calon Walikota Banjar,” Ungkapnya.
Ibaratnya, partai politik telah memberikan “sedekah politik” kepada “yatim politik” seperti saya,” ujar Kang Danial yang telah bergerak menyeral aspirasi kaum milenial Kota Banjar selama puasa Ramadhan melalui gelaran Nimbrung di Buruan (NdB).
Hal tersebut disampaikan Danial dalam Sarasehan Mencari Figur Terbaik Pemimpin Banjar di Gedung DPRD Kota Banjar pada Minggu (5/5), yang diselenggarakan secara bersama oleh Kelompok Cipayung plus.
Dikatakan Danial, Sudah menjadi rahasia umum bahwa biaya politik dalam pilkada sangat besar dan membebani para calon. Politik pada akhirnya hanya menyediakan akses kepada para calon yang memiliki kekayaan atau punya kapasitas dalam menghimpun dana politik yang besar.
“Karena bakal calon kepala daerah yang kompeten sangat sulit untuk memiliki akses politik elektoral tanpa dukungan logistik yang memadai,” Ucapnya.
Danial mengatakan, ia mencoba melakukan terobosan. Meski dikenal tak punya dukungan logistik yang kuat, namun ia mengimani kekuatan basis dan jejaring sosial yang menjadi kekuatan alternatif dalam memenangkan politik elektoral.
“Faktor kecintaan publik dan ikatan emosional antara calon pemimpin dengan konstituennya menjadi faktor penting. Ini melebihi kekuatan politik uang dan pembelian suara (vote buying) yang memang harus kita minimalisir,” Ungkap Danial yang pernah menjadi ketua KPU Banjar 2 periode itu.
baca juga: Momen Hari Pendidikan Nasional, Pj Bupati Ciamis Bernostalgia di SMPN 1 Cisaga
Dikesempatan yang sama, Danial menyampaikan visinya, yaitu terwujudnya Kota Banjar yang berkeadaban (madani), maju, dan berkelanjutan dengan mengintegrasikan tiga landasan berpikir pemerintahan, yakni teokrasi, demokrasi, dan biokrasi.
“Untuk mewujudkan visi itu, saya merumuskan 3 misi. Pertama, menjadikan nilai-nilai ketuhanan dan keagamaan sebagai sumber inspirasi dalam setiap kebijakan dan pembangunan kehidupan sosial kemasyarakatan,” Terang Danial.
“Kedua, memperkuat partisipasi warga dan kontrol publik dalam segala urusan pemerintahan dengan basis kesetaraan politik warga negara, termasuk kesetaraan posisi sosial perempuan dan kelompok rentan lainnya,” Tambahnya.
“Ketiga, menumbuhkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, dengan memperhatikan ekosistem kehidupan dan keberlanjutan lingkungan,” Ujar Kang Danial yang pernah menjadi Ketua Badko HMI Jawa Barat.
Setelah menyampaikan visi dan misi, Kang Danial juga menguraikan programnya yang berjuluk NAWACARA KAHURIPAN.
“Melalui Nawacara Kahuripan, saya merumuskan 9 Program Penataan Kehidupan, yang terbagi dalam tiga klaster, yakni Nata Sukma, Nata Waruga, dan Nata Wanda,” kata Danial yang pernah mondok di Ponpes Darussalam, Ciamis itu.
Dalam dokumen visi, misi, dan program, Kang Danial menyebut tiga program dalam
Nata Sukma, yakni: Penguatan Akhlak, Moral, dan Etika; Melestarikan budaya lokal; serta memberdayakan ekonomi warga, termasuk petani.
Dalam klaster Nata Waruga, Kang Danial menegaskan komitmennya untuk tiga hal, yakni: Merancang pembangunan infrastruktur yang terencana, kontekstual, dan terintegrasi; Modernisasi sistem pelayanan publik untuk memastikan akses yang mudah dan layanan yang efisien bagi seluruh warga; dan Membuka ruang partisipasi warga dalam pembangunan serta memperkuat mekanisme kontrol masyarakat terhadap pemerintah serta memperkuat hubungan antara elit politik dengan aspirasi publik.
Adapun dalam klaster Nata Wanda, Kang Danial merumuskan tiga program, yakni: Penataan tata ruang kota yang indah, berkarakter, dan menjamin keberlangsungan ekosistem kehidupan; Mendorong Desa dan Kelurahan untuk memproduksi program-program unggulan yang berbasis pada pemanfaatan dan pengembangan masing-masing sumber daya yang dimilikinya; serta Merancang pembangunan Kota Banjar yang holistik, khas, dan berkarakter agar Kota Banjar mempunyai karakteristik yang unik, menjadi pembeda, sekaligus kompetitif dengan daerah-daerah lainnya. (Feri/Ape)***