CIAMIS, RAGAM, (GNC); – Petrichor adalah bau tanah yang dihasilkan saat hujan turun di tanah kering. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yaitu petra atau petros dan ichor. Petra atau petros berarti batu, dan ichor berarti cairan yang mengalir di pembuluh darah para dewa dalam mitologi Yunani.
Fenomena ini pertama kali dijelaskan secara ilmiah dalam makalah bulan Maret 1964 oleh peneliti Australia Isabel Bear dan Dick Thomas, yang diterbitkan dalam jurnal Nature.
Mengutip berbagai sumber, istilah petrichor ini pertama kali diciptakan Thomas untuk menggambarkan bau tanaman argillaceous. Selama musim kemarau, tanaman tersebut mengeluarkan minyak yang kemudian diserap tanah. Ketika turun hujan, minyak dilepaskan ke udara bersama dengan senyawa lain, geosmin, produk sampingan metabolik dari actinobacteria tertentu, yang dipancarkan oleh tanah basah, menghasilkan aroma yang khas.
Meski hujan turun dengan deras serta diselubungi awan hitam sepanjang hari, namun tak jarang tetesan air hujan yang jatuh ke tanah menimbulkan aroma yang menyegarkan. Banyak orang yang suka aroma segar tanah basah tersiram air hujan. Aroma ini dikenal sebagai petrichor atau petrikor.
Namun, Fenomena petrichor dipengaruhi oleh banyak hal. Setidaknya ada 3 faktor utama: Minyak ozon, geosmin, dan minyak tumbuhan.
1. Petir dan Ozon
Hujan biasanya disertai sambaran petir. Saat petir menyambar, molekulnya bersifat diatomik (baca: yang memiliki dua atom) seperti oksigen dan nitrogen dipecah untuk membentuk nitrogen monoksida (NO) dan ozon (O3).
Molekul ozon kemudian terbawa bersama tetesan air hujan. Tahukah Anda bahwa ozon memiliki bau yang khas? Wewangian ini mempromosikan fenomena petrichor.
Baca juga: 9 Fenomena Langit di Bulan November 2023
2. Geosmin
Profesor Mark Butter, direktur mikrobiologi molekuler di John Innes Center (pusat penelitian dan pendidikan ilmu tanaman dan mikroba di Inggris), mengatakan bahwa saat kita mencium bau tanah basah, sebenarnya kita sedang mencium bau molekul yang dihasilkan oleh bakteri tertentu.
Aroma molekuler yang khas berasal dari geosmin, senyawa yang dihasilkan oleh bakteri aktinomiset di dalam tanah.
Tetesan air yang bersentuhan dengan tanah menyebabkan senyawa Geosmin menjadi terbawa udara, sehingga Geosmin ada di mana-mana.
Senyawa geosmin ini merupakan gabungan dari karbon (79,06%), hidrogen (12,17%) dan oksigen (8,77%). Manusia sensitif terhadap geosmin dan menciumnya dengan baik. Faktanya, hidung manusia dapat mendeteksi geosmin di udara pada 5 bagian per triliun.
3. Minyak Alami Tumbuhan
Tumbuhan menghasilkan senyawa yang dapat digambarkan sebagai sejenis minyak nabati di musim kemarau. Senyawa ini terakumulasi di sekitar bebatuan dan di dalam tanah.
Saat hujan, senyawa ini dilepaskan dan menyebar ke udara, berkontribusi pada bau unik Petrichor. Senyawa ini mengandung asam stearat dan asam palmitat, sejenis asam lemak dengan rantai hidrokarbon yang panjang.
Jadi bisa dibayangkan ada banyak hal yang berkontribusi pada bau unik Petrichor. Terbuat dari geosmin, minyak nabati dan ozon, yang kemudian terbawa angin dan air hujan, yang dicium orang sebagai aroma tanah yang menyejukkan. (Arin)**
Ref:
https://www.gramedia.com/literasi/petrichor-adalah/