CIAMIS, RAGAM, (GNC); – Memiliki bayi adalah hal yang sangat menyenangkan, terutama bagi pasangan yang baru menjadi orang tua. Bayi infant (usia sekitar 7 bulan) umumnya sudah dapat duduk dan diajak bercanda.
Seringkali Si Kecil menunjukan ekspresi dan emosi menggemaskan yang bikin kangen. Seiring bertambahnya usia bayi, seringkali Si Kecil menunjukan rasa takut terhadap berbagai benda.
Namun, pernahkah ibu melihat bayi merasa takut ketika berada di sekitar rumput atau tanaman? Atau Si Kecil juga pernah mengalami hal tersebut?
Si Kecil biasanya terlihat enggan memegang dan sering menangis ketika berada di sekitar tanaman atau rumput. Mungkin ibu berpikiran bahwa Si Kecil merasa risih akibat rasa gatal dari rumput.
Namun, sebenarnya apa penyebab bayi takut rumput? Yuk, simak penjelasanya di sini!
Menganggap rumput benda asing yang berbahaya
Penyebab bayi takut rumput yang paling mudah dikenali, yaitu rumput dianggap sebagai benda asing yang bisa membahayakan si kecil.
Kondisi ini kemudian memicu perasaan takut di dalam diri si kecil saat menyentuh atau menginjak rumput.
Umumnya, sebagai bentuk perlindungan diri terhadap benda asing tersebut bayi akan berjalan jinjit, menangis, atau berteriak.
Bayi takut rumput biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk beradaptasi.
Namun, tidak berarti semua bayi takut rumput, ya. Pasalnya, ada pula bayi-bayi yang justru memberikan respons senang ketika diperkenalkan dengan permukaan rumput.
Jadi, Ayah dan Ibu bisa terlebih dulu melihat respons si kecil alih-alih langsung menyimpulkan bahwa bayi pasti akan takut rumput.
Baca juga: 3 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Terjadi kejutan pada saraf sensorik
Ketika bayi mulai merangkak dan belajar berjalan, mereka lebih terbiasa dengan permukaan yang rata, lembut dan nyaman.
Hal ini karena mereka merangkak atau berjalan di atas permukaan lantai, ubin, maupun karpet.
Dengan begitu, ketika baru pertama kali menyentuh rumput terjadi kejutan pada saraf sensori bayi. Inilah yang menimbulkan rasa aneh, tidak nyaman, dan membuat bayi takut rumput.
Berdasarkan hasil riset dari tim penelitian University of Yale, bayi cenderung enggan menyentuh tanaman, termasuk rumput.
Studi tersebut melaporkan bahwa bayi membutuhkan waktu lebih lama untuk menyentuh tanaman daripada berbagai objek lainnya. Artinya, bayi takut rumput adalah sesuatu yang normal terjadi.
Bayi mengalami hipersensitif
Tahukah Ibu jika bayi takut rumput mungkin bisa menjadi indikasi awal bahwa si kecil mengalami hipersensitif?
Melansir dari Medical News Today, hipersensitif adalah respons imun ekstrem yang dimiliki tubuh terhadap benda asing.
Beberapa orang mungkin menyebut reaksi hipersensitif sebagai alergi, karena ini termasuk bentuk hipersensitif. Namun, keduanya tentu berbeda.
Perlu diketahui, reaksi alergi biasanya mengacu pada gejala yang mungkin dialami seseorang.
Sementara itu, reaksi hipersensitif lebih menggambarkan proses imunologis yang terjadi di dalam tubuh.
Bayi yang mengalami hipersensitif cenderung merasa tidak nyaman untuk bersentuhan dengan benda-benda bertekstur.
Cara mengatasi bayi takut rumput
Bayi takut rumput sebenarnya tidak termasuk masalah serius dalam tumbuh kembang si kecil.
Namun, bukan berarti Ayah dan Ibu membiarkan kondisi ini berlarut-larut.
Pasalnya, saat semakin besar nanti si kecil mungkin akan dihadapkan dengan situasi untuk berjalan tanpa alas kaki di permukaan bertekstur.
Nah, berikut ini adalah beberapa cara efektif yang bisa dilakukan untuk mengatasi bayi takut rumput.
1. Melatih saraf sensorik sejak dini
Langkah pertama yang bisa Ayah dan Ibu lakukan adalah dengan melatih saraf sensorik bayi sejak dini.
Cara ini cukup efektif mencegah bayi takut rumput maupun permukaan bertekstur lainnya.
Latihan saraf sensorik bayi bisa dilakukan dengan mengenalkan berbagai macam tekstur.
Baca juga: 10 Profesi dengan Gaji Tinggi di Indonesia
Termasuk mengganti menu MPASI dengan tingkat tekstur yang berbeda. Mulai dari cair, kental, lembek, hingga padat.
Berikan finger food agar bayi lebih terbiasa menyentuh beragam tekstur permukaan.
2. Memberi kesempatan bermain di permukaan berumput
Rasa takut yang muncul saat bayi menyentuh atau menginjak rumput membutuhkan proses adaptasi agar bisa hilang.
Oleh karena itu, Ayah dan Ibu perlu memberikan lebih banyak kesempatan si kecil bermain di lapangan atau taman yang berumput.
Semakin sering bayi mengenal permukaan rumput, maka ia akan lebih terbiasa. Dengan begitu, ia tidak lagi menjadi bayi takut rumput.
3. Tidak mengolok si kecil
Saat melihat bayi takut rumput, sebaiknya Ayah dan Ibu tidak mengolok atau mengucapkan komentar yang justru membuatnya semakin takut.
Kalimat-kalimat bernada negatif, justru membuat bayi sulit percaya diri dan berani saat menyentuh atau menginjak rumput.
Sebaliknya, berikan motivasi agar ia lebih memberanikan diri bersentuhan dengan permukaan rumput.
4. Berikan contoh nyata
Persis seperti kata pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Artinya, apa yang Ayah dan Ibu lakukan bisa secara langsung ditiru oleh si kecil.
Oleh karena itu, untuk mengatasi bayi takut rumput, Ibu bisa mulai dengan memberikan contoh berdiri di atas rumput.
Katakan pada si kecil bahwa rumput mungkin membuat kaki geli, tetapi rumput bukan sesuatu yang menakutkan.
Akan lebih baik jika Ayah dan Ibu juga menemani si kecil saat bermain di atas permukaan rumput.
Melihat ekspresi wajah bayi takut rumput, mungkin lucu bagi orang-orang dewasa di sekitarnya.
Namun, sebaiknya Ayah dan Ibu tidak menertawakan si kecil karena hal ini bisa membuatnya kehilangan kepercayaan diri.
Berikan waktu lebih banyak bagi bayi takut rumput untuk beradaptasi dengan permukaan yang baru dan bertekstur. (Galih)***