CIAMIS, RAGAM, (GNC); – Catnip adalah tanaman unik yang dapat merangsang banyak kucing, sehingga menyebabkan perilaku euforia pada teman berbulu tersebut.
Dilansir dari laman Cats.com, antara 67 sampai 80 persen populasi kucing dewasa bisa terpengaruh atau cukup sensitif terhadap catnip.
Mereka bisa bereaksi dengan berguling-guling di lantai, menjilati tanaman tersebut, atau menggosokkan kepalanya ke tanaman. Bahkan beberapa kucing bisa mengalami kondisi ngiler, menjadi gelisah, atau menunjukkan sifat agresif.
Bagi Anda pemilik kucing yang pernah mengalami kondisi tersebut, mungkin bertanya-tanya “mengapa kucing menyukai catnip dan bisa menjadi se-euforia itu?”
Sekilas tentang tanaman catnip Tanaman wangi dengan nama ilmiah Nepeta cataria ini merupakan anggota keluarga mint yang berasal dari Eropa, Asia, Afrika, dan ditemukan juga di Amerika Utara.
Dilansir dari laman A-Z Animals, catnip memiliki lebih dari 250 spesies di seluruh dunia. Ia memiliki daun berbentuk hati dan tepi bergerigi.
Baca juga: Pemerintah Resmi Tetapkan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024
Bunganya bisa berwarna biru, putih, merah muda, atau ungu yang mekar dari akhir musim semi hingga musim gugur.
Selain membuat kucing jadi tergila-gila, catnip juga sering kali menarik perhatian kupu-kupu.
Berikut Penjelasannya Dilansir dari laman Science.org, catnip dan tanaman silver vine (Actinidia polygama) mengandung senyawa kimia yang disebut iridoid.
Senyawa ini berfungsi melindungi tanaman dari kutu daun namun justru dikenal sebagai kunci euforia yang ditimbulkan pada kucing.
Kebanyakan ilmuwan dan pemilik hewan peliharaan berasumsi bahwa satu-satunya alasan kucing berguling-guling di catnip adalah karena pengalaman euforia.
Diduga bahwa nenek moyang kucing mungkin secara kebetulan menggosokkan tubuh mereka ke tanaman, menikmati perasaan tersebut, dan terus melakukannya.
Cara kerja catnip terhadap kucing
Dikutip dari laman Scientific American, respons kucing terhadap tanaman catnip bersifat turun-temurun. Sekitar 70 persen kucing menunjukkan perilaku aktif di hadapan tanaman ini.
Meskipun hal ini tidak memengaruhi anak kucing sampai mereka berusia sekitar enam bulan dan mulai mencapai kematangan seksual.
Kucing yang rentan secara genetik merespons minyak atsiri di batang dan daun tanaman Nepeta cataria dan spesies Nepeta lainnya, yang merupakan anggota keluarga mint.
Ketika minyak nepetalactone memasuki jaringan hidung kucing, minyak tersebut berikatan dengan protein yang menstimulasi neuron sensorik.
Sel-sel saraf ini, pada gilirannya, memicu respons pada neuron di bulbus olfaktorius otak, yang memproyeksikan ke beberapa wilayah otak.
Ini termasuk amigdala (saraf yang memediasi respons emosional terhadap rangsangan) dan hipotalamus (kelenjar utama otak) yang diketahui berperan dalam mengatur segala sesuatu mulai dari rasa lapar hingga emosi.
Hipotalamus, yang bekerja melalui kelenjar pituitari, mengubah kadar hormonal untuk memacu respons seksual.
Dengan kata lain, kucing pada dasarnya merespons minyak seolah-olah itu adalah feromon yang dikeluarkan oleh kucing lain.
Meski demikian, catnip dianggap tidak membuat ketagihan dan sama sekali tidak berbahaya bagi kucing. (Galih)***