CIAMIS, SPORT, (GNC); – ASIAN GAMES 2022 akan digelar di Hangzhou, China, pada 19-26 September. Rivan dan PP PBVSI dimediasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo melakukan pertemuan di Kantor Kemenpora, Senin (11/9/2023).
Dewan Pengawas PP PBVSI Bambang Suedi mengatakan Rivan Nurmulki berpeluang mendapatkan sanksi terberat berupa larangan bermain satu tahun akibat pelanggaran yang dilakukannya.
Hal itu diungkapkan Bambang usai melakukan mediasi bersama Menpora pada Senin (11/9) siang WIB. Rivan Nurmulki dianggap melakukan pelanggaran karena main di Kapolri Cup saat Timnas Voli Indonesia sedang tampil di Kejuaraan Asia di Iran bulan lalu yang jadi bagian dari persiapan menuju Asian Games 2023.
Bambang Suedi mengatakan usai mediasi bersama Menpora pihaknya akan melakukan sidang kode etik kepada Rivan Nurmulki. Jika terbukti bersalah Rivan Nurmulki kemungkinan bisa mendapat hukuman terberat berupa sanksi larangan bermain di liga profesional dan Timnas Voli Putra selama satu tahun.
Baca juga: Teknik Dasar dalam Sepak Bola
“Jadi hasil pertemuan ini sebenarnya hanya menjelaskan. Kami menjelaskan juga kepada pak Menpora bahwa yang tidak mau berangkat (ke Iran) itu Rivan sendiri,” kata Dewan Pengawas PP PBVSI, Bambang Suedi kepada media seusai pertemuan dengan Menpora. Dikutip dari bolasport.com
“Waktu mau berangkat ke Iran (Kejuaraan Voli Asia 2023), dia juga tidak mau karena alasannya tidak cocok dengan tim pelatih dan yang kedua istrinya mau melahirkan, ketiga dia sedang menjalani sidang kode etik di kepolisian,” ucap Bambang dikutip dari bolasport.com
“Kami maunya dia berangkat. Satu hal bahwa dia sudah dikontrak oleh Kapolda Kaltim untuk main di Kapolri Cup, sedangkan dalam aturan AD/ART, pemain timnas tidak boleh main di situ karena persiapan Asian Games. Tetapi, ternyata dia main,” tutur Bambang dikutip dari bolasport.com
“Dia bilang masih bisa 3 kali main SEA Games, terus bilang istrinya melahirkan dan pas kejuaraan di Iran juga belum melahirkan.”
“Saat itu juga pak Ketum (Imam Sudjarwo) telepon ke Kapolda Kaltim bahwa Rivan sebenarnya tidak boleh main, tetapi tetap main. Itu melanggar aturan,” ujar Bambang dikutip dari bolasport.com
Rivan selanjutnya dianggap berbohong sehingga PBVSI membuat keputusan dia tidak berangkat ke Asian Games.
“Iya, berbohong juga. Kalau soal kode etik kepolisian tidak masalah, Ketum tinggal telepon ke satuannya untuk ditangguhkan dulu.” Dikutip dari bolasport.com
PBVSI sedang mempertimbangkan sanksi untuk Rivan Nurmulki. Saat ditanya soal kemungkinan hukuman, Bambang Suedi menyebut Rivan terancam hukuman terberat berupa larangan bermain selama satu tahun untuk timnas dan level profesional.
“Belum ada sanksi, nanti ada sidang kode etik melalui mediasi lagi di PBVSI. Yang penting kariernya tidak boleh putus, kami sayang dengan dia,” ujar Bambang dikutip dari cnnindonesia.com
Setelah melakukan mediasi, Atlet 28 tahun itu mengaku puas dengan hasil mediasi.
“Ya puas, masih nunggu sih, kan ada keputusan lagi gimananya,” ucap Rivan mengawali pembicaraan.
Rivan juga mengaku memilih pasrah menanti hasil sidang oleh PBVSI.
“Masih menunggu sih, kan ada keputusan lagi nanti bagaimananya. Cuma kalau itu tadi salah, legowo saja kalau memang jadi masalah,” ujar Rivan dikutip dari cnnindonesia.com
Rivan mengisyaratkan tidak tahu-menahu soal pelanggaran regulasi yang disebutkan PBVSI. Ia menganggap, keikutsertaannya di Kapolri Cup semacam ‘Tarkam’ yang tak menyalahi aturan.
“Ya, ada teguran [dari PBVSI] seperti ‘Enggak usah main’. Begitu saja cuma tidak ada alasannya. Saya kan kerjanya main voli,” kata Rivan menambahkan. (Lovia)***