LIFESTYLE, (GNC);- Saat ini muncul tren hidup terbaru untuk menemukan kembali keseimbangan dan makna dalam hidup, yaitu Slow Living. Dalam era modern yang serba cepat dan mudah ini membuat beberapa orang menjadi sibuk dan ambisius dalam mengejar kesuksesan dalam hidup seperti keuangan, karir, dan percintaan. Teknologi yang semakin canggih dan tuntutan kehidupan sehari-hari terutama di sosial media, seringkali membuat kita merasa terjebak dalam siklus yang tak berujung. Sehingga memunculkan perasaan Fear of Missing Out (FOMO) yaitu rasa takut merasa “tertinggal” karena tidak mengikuti sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya.
Apa Itu Slow Living?
Slow Living merupakan suatu filosofi hidup yang menekankan pentingnya melambatkan langkah, menghargai momen-momen sederhana, dan menciptakan keseimbangan antara kehidupan pribadi, pekerjaan, serta lingkungan sekitar. Konsep ini pertama kali muncul pada tahun 1986 dengan munculnya gerakan Slow Food di Italia, yang kemudian menjadi inspirasi bagi gerakan Slow Living dan perluasan ke berbagai aspek kehidupan.
Gerakan ini mengajak kita untuk berhenti sejenak dari rutinitas yang kacau dan mengalihkan fokus pada hal-hal yang sesungguhnya penting bagi kita. Berbeda dengan gaya hidup modern yang cenderung mengutamakan efisiensi dan produktivitas, Slow Living mengajarkan kita untuk menikmati perjalanan hidup, bukan hanya mengejar tujuan akhir.
Slow living bermanfaat bagi kesehatan emosional, membantu mengurangi stres dan kecemasan karena mengajarkan kita untuk hidup menikmati setiap momen dan mengalihkan perhatian dari tekanan dunia luar. Hingga dapat memiliki kualitas hidup yang tinggi serta mempererat hubungan dengan keluarga atau kerabat.
Dalam kehidupan Slow Living terdapat beberapa prinsip;
Menyederhanakan: Hidup sederhana, menjauhkan diri dari keinginan terus-menerus untuk memiliki lebih banyak barang atau pencapaian. Dengan demikian, kita dapat fokus pada hal-hal yang benar-benar berarti dan memberikan kebahagiaan.
Menghargai Kehadiran: Menjaga kualitas interaksi dan komunikasi dengan orang-orang di sekitar. Menyediakan waktu yang cukup untuk berbicara dan berbagi dengan keluarga, teman, dan orang-orang yang kita cintai seperti dengan menjauhkan gadget saat berkumpul bersama.
Menjaga Keseimbangan: Menyediakan waktu untuk diri sendiri, kesehatan, dan waktu santai. Tidak melupakan kebutuhan pribadi dalam pencapaian tujuan hidup.
Menghargai Waktu: Menggunakan waktu dengan bijaksana, bukan hanya terjebak dalam produktivitas dan kegiatan yang terus-menerus. Memberikan waktu untuk beristirahat, merenung, dan mengisi ulang energi.
Menyatu dengan Alam: Mengembalikan hubungan manusia dengan alam. Menghargai alam dan menjalani kehidupan yang berkelanjutan.
Baca juga: Fatherless, Fenomena yang Serius Untuk Anak
Bagaimana Memulai Slow Living?
Rencanakan Waktu untuk Bersantai: Jadwalkan waktu setiap hari atau minggu untuk beristirahat, melakukan hobi, atau menikmati momen tanpa gangguan dan melakukan journaling atau menulis jurnal untuk merefleksikan diri dan emosi.
Batasi Pencapaian: Tetap memiliki tujuan dalam hidup tetapi hindari keinginan berlebihan untuk mencapai sesuatu secara instan. Hargai proses dan perjalanan menuju tujuan.
Kurangi Ketergantungan pada Teknologi: Buat batasan penggunaan teknologi atau gadget dan luangkan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan orang lain dan alam.
Sederhanakan Kehidupan: Lakukan evaluasi pada barang-barang yang dimiliki dan komitmen dalam hidup Anda. Pertimbangkan untuk mengurangi hal-hal yang tidak terlalu penting.
Kembalikan Hubungan dengan Alam: Nikmati waktu di alam terbuka, berjalan-jalan di taman, atau berkebun.
Konsumsi Berkesadaran: Mindful eating menjadi salah satu aspek penting dari slow living. Alih-alih memilih makanan cepat saji yang praktis, pilihlah makanan utuh, sehat, bergizi yang baik untuk diri kita dan lingkungan.
Slow Living adalah tentang melambatkan laju hidup, menemukan makna dalam momen-momen sederhana, dan menciptakan keseimbangan dalam kehidupan yang seringkali terasa terburu-buru. Dengan mengadopsi filosofi ini, kita dapat menemukan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup yang lebih sadar, lebih bermakna, serta lebih berkelanjutan.