DIABETES melitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal yang berlangsung secara kronis. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas. Pada umumnya, DM dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. DM tipe-1 disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin, sementara DM tipe-2 disebabkan oleh gangguan kerja insulin yang juga dapat disertai kerusakan pada sel pankreas. DM tipe-2 sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat seperti obesitas, kurang aktivitas fisik, hipertensi, dan pola makan yang selalu tinggi karbohidrat, gula dan minyak.
Bukan hanya orang dewasa, namun diabetes mellitus juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja, khususnya DM tipe-1. Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebanyak 1.645 anak mengidap DM tipe 1, naik sebanyak 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga 2023. Anak yang paling banyak mengidap penyakit ini berjenis kelamin perempuan dengan 59,3 persen dan laki-laki 40,7 persen. Adapun kasus diabetes mellitus paling banyak menyerang anak berusia 10-14 tahun yakni 46 persen. Kemudian, anak 5-9 tahun dengan 31,05 persen. Sedangkan anak usia 0-4 tahun 19 persen dan diatas usia 14 tahun 3 persen.
Untuk meningkatkan kewaspadaan pada penyakit ini, orang tua perlu mengenali beberapa ciri-ciri gejala diabetes mellitus pada anak, antara lain:
- Banyak Minum
Anak penderita diabetes biasanya merasakan haus terus menerus dan ingin banyak minum. Hal ini disebabkan karena kondisi tubuh yang tidak mamapu memproduksi hormone insulin.
- Sering kencing
Imbas dari banyaknya minum air menyebabkan anak sering buar air kecil terutama di malam hari. Kondisi ini turut dipengaruhi penyakit yang menurunkan kemampuan tubuh dalam menyerap cairan.
- Banyak Makan
Tanda lainnya adalah anak jadi lapar terus-menerus. Peningkatan nafsu makan ini dipengaruhi kadar insulin yang tidak memadai, sehingga gula tidak dapat diubah menjadi energi.
- Berat badan turun
Meskipun penderita diabetes pada anak banyak makan, namun tidak berpengaruh kepada kenaikan berat badannya. Justru sebaliknya, penderita diabetes mengalami penurunan berat badan secara signifikan. Kondisi ini dipengaruhi ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah, sehingga jaringan otot dan lemak menyusut.
- Sering lelah dan mudah rewel
Gejala lainnya adalah anak sering merasa lelah, mudah emosi dan sering rewel. Kondisi ini disebabkan gangguan penyerapan gula membuat tubuh kurang energi.
- Penglihatan kabur
Para ahli percaya diabetes dapat menyebabkan masalah mata, terutama penglihatan kabur. Karena gula darah tinggi dapat menyebabkan lensa mata membengkak yang dapat mempersulit anak untuk melihat secara jelas.
Diabetes mellitus tipe 1 tidak dapat dicegah namun dapat dikendalikan dengan cara rutin mengonsumsi obat-obatan, rutin melakukan penyuntikan insulin, mengatur pola makan dan rutin berolahraga.
Sedangkan diabetes mellitus tipe 2 dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat sebagai berikut:
- Mempertahankan berat badan ideal dengan diet kalori dan rendah lemak, rendah garam serta perbanyak konsumsi protein. Perbanyak makan buah dan sayur setiap hari dan hindari mengonsumsi makanan siap saji atau junk food.
- Hindari minum minuman manis, minuman instan atau kemasan dan minuman bersoda.
- Melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, setidaknya 30 menit dalam sehari. Semakin banyak aktivitas fisik maka semakin banyak kalori yang dibakar oleh tubuh.
- Batasi penggunaan gadget agar anak tidak malas untuk bergerak melakukan aktivitas fisik. (Dewi)***
Referensi:
www.voaindonesia/a/idai-1-645-anak-di-indonesia-idap-diabetes-mellitus/6943361.html