DALAM video yang viral di aplikasi TikTok beberapa hari lalu, seorang ibu memberikan secangkir kopi saset kepada bayinya yang berusia 7 bulan. Minuman kopi tersebut disuap secara perlahan menggunakan sendok. Orang tua bayi menyebut tindakan itu tidak berbahaya karena dalam kopi yang diberikannya terdapat kandungan susu. Sang ibu menganggap kandungan susu di dalam kopi saset bisa mengurangi frekuensi buang air besar anaknya. Peristiwa tersebut pun menyita perhatian Presiden Jokowi, beliau menyoroti pemberian kopi susu tersebut. Dikutip dari Tempo, Jokowi memperingatkan kondisi fisik anak bayi belum bisa menahan efek minuman tersebut. Kemudian memerintahkan BKKBN menggencarkan penyuluhan kepada masyarakat soal pentingnya gizi terhadap anak. Menurut Jokowi, kualitas keluarga bakal menjadi kunci bagi negara untuk berkompetisi dengan negara lain.
Lalu seperti apa efek samping dari permberian kopi pada bayi? Berikut rangkumannya yang kami kumpulkan dari berbagai sumber:
1. Berisiko menyebabkan jantung berdebar pada anak
Kafein yang terkandung di dalam kopi bisa bikin jantung anak berdebar lebih kencang. Akibatnya, si kecil menjadi gelisah atau overaktif. Ini juga bisa menimbulkan penyakit Aritmia atau gangguan irama jantung yang ditandai dengan takikardia atau jantung berdebar lebih cepat dari yang seharusnya. Bayi yang mengalami takikardia biasanya memiliki denyut jantung lebih dari 160 detak per menit (bpm) saat kondisi diam. Padahal, denyut jantung normal pada bayi seharusnya tidak melebihi 140 bpm.
2. Sulit Tidur
Seperti halnya orang dewasa, bayi minum kopi juga bisa mengalami kesulitan tidur. Padahal, bayi membutuhkan waktu tidur setidaknya 12-16 jam per hari.
Tidur diperlukan untuk mendukung tumbuh kembang si kecil. Saat anak Mama terlelap, tubuhnya menghasilkan hormon pertumbuhan.
Sebaliknya, kurang tidur justru bisa mengganggu pertumbuhan si kecil.
3. Picu Penyakit Asam Lambung
Bahaya terlalu sering memberikan kopi untuk bayi bisa menimbulkan gastroesofageal reflux disease (GERD) alias penyakit asam lambung. Pasalnya, kafein dalam kopi dapat meningkatkan asam lambung.
GERD dapat mengganggu pertumbuhan bayi. Karena itu, hindari memberikan kopi pada si kecil, ya.
4. Gangguan Pertumbuhan
Kopi mengandung zat bernama phytat. Zat ini adalah antinutrien yang dapat menghambat penyerapan beberapa jenis mikronutrien, seperti vitamin maupun mineral.
Mengonsumsi kopi terlalu sering bisa mengurangi kemampuan tubuh bayi dalam menyerap vitamin dan mineral. Risiko gangguan pertumbuhan pun bisa dialami anak Mama.
5. Resiko Mengalami Obesitas
Umumnya, kopi saset selain mengandung zat aktif kopi yaitu kafein juga mengandung tinggi gula. Sebagai contoh sebuah merk kopi saset mengandung 14 gram (43 persen) gula tambahan artinya kandungan gula sangat tinggi dibandingkan anjuran WHO yaitu di bawah 5 sampai 10 persen. Sederet bahan tersebut bisa meningkatkan kalori yang terkandung dalam kopi. Bayi yang minum kopi saset pun bisa mengalami kesulitan untuk lepas dari makanan dan minuman manis. Hal ini berisiko menimbulkan obesitas pada bayi dan anak.
Baca juga Qailulah, Tidur Siang yang Disunnahkan
Pemberian kopi pada bayi sebetulnya banyak terjadi dikalangan masyarakat yang mempercayai bahwa kopi dapat membantu mencegah step pada bayi, padahal itu tidak terbukti secara ilmiah. Menurut jurnal Epilepsy and Behavior, penelitian yang menjelaskan efektivitas kafein dalam mencegah kejang pada anak pun sangatlah langka. Kafein pada kopi memang dapat menstimulasi kinerja otak. Namun, di sisi lain, pemberian kafein yang berlebihan justru dapat memperparah kondisi kejang. Selain itu juga, kopi tidak memiliki kandungan yang bergizi untuk bayi dan dapat menghambat penyerapan gizi pada makanan. Alih-alih mencoba-coba cara yang berbahaya seperti; memberikan kopi untuk mencegah step atau mengurangi frekuasi BAB seperti yang dilakukan oleh ibu yang viral tersebut, sebaiknya konsultasi dengan dokter atau bidan.
Bayi hanya diberikan minuman ASI atau Sufor dan makanan pendamping (MPASI) yang bernutrisi agar menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal untuk si kecil. (Dewi)***
Diakses 26 Januari 2023