CIAMIS – Berdasarkan hasil rapat komite penanganan Covid-19 bersama Provinsi, Kabupaten Ciamis kembali masuk zona merah Covid-19.
Menyikapi hal itu, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya menggelar rapat koordinasi bersama satuan gugus tugas Covid-19 Kabupaten Ciamis di Aula Sekretariat Daerah Ciamis. Rabu (09/06/2021).
Dalam arahanya Bupati Ciamis mengatakan saat ini Kabupaten Ciamis beserta satu Kabupaten lainya di Jawa Barat dinyatakan berada di Zona merah.
“Seperti kita maklumi bersama, Kab Ciamis beserta 1 kabupaten di jabar dinyatakan zona merah, yakni Bandung Barat, ” Ucapnya.
Menurutnya, kembalinya Ciamis ke zona merah disebabkan karena tingkat kematian yang cukup tinggi.
“Setelah kita amati konfirmasi positif treckingnya malah menurun sejak seminggu kebelakang, cuma memang angka kematian di atas rata-rata nasional maupun provinsi, “Jelasnya.
Bupati menjelaskan Pasien Covid-19 yang meninggal merupakan pasien lanjut usia dan memiliki penyakit penyerta.
” Menurut data pasien yang wafat akibat Covid-19 di RSUD sampai dengan dua hari kebelakang tercatat 96 orang dengan rata rata usia lanjut 60 ke atas, ” Tuturnya.
Lebih lanjut ia menerangkan dengan kembalinya Ciamis kepada zona merah akan sangat berdampak pada kehidupan masyarakat.
“Satu sisi kita rawan, namun satu sisi kita harus tetap memperhatikan ekonomi masyarakat agar tidak tertekan atau jatuh,” Katanya.
Baca juga Mahasiswa Prodi Biologi FKIP Unigal Berhasil Menciptakan Inovasi Kopi Buhun Ekstra Bawang Putih
Meski begitu Bupati Ciamis tetap mengapresiasi kinerja para tenaga medis yang tetap memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
“Saya tetap mengapresiasi kinerja semangat dari para tenaga medis yang tidak henti – hentinya meskipun lelah, cape, dan beresiko akan tetapi masih melayani masyarakat dengan baik, “tandasnya.
Terakhir beliau mengingatkan untuk senantiasa mensosialisasikan dan mengedukasikan tentang protokol kesehatan kepada masyarakat agar tidak abai dalam melaksanakanya.
Senada dengan Bupati Ciamis, Wakil Bupati Ciamis Yana D. Putra mengatakan hanya tingkat kematian yang dianggap tinggi itupun setelah ditelusuri dari kasus yang ada, tidak secara keseluruhan kematian pasien terjadi di Ciamis namun hanya saja dimakamkan di Ciamis.
Terkait pasar dan pusat keramaian Wabup berpendapat tidak perlu ditutup namun tetap dibatasi jam operasional dan pemberlakuan prokes yang ketat.
“Karena jika dilihat saat ini masyarakat sudah mulai kendor dan abai terhadap prokes.” Ujarnya
Sementara itu dr. Bayu Yudiawan Kabid P2P Dinas Kesehatan Ciamis menjelaskan berdasarkan data kenaikan kasus se Jawa Barat, Ciamis masih peringkat 8 terbawah dari 27 Kabupaten Kota di Jabar.
“Jadi masih ada 19 Kabupaten Kota yang kasusnya lebih besar dari pada Ciamis, ” Tandasnya.
Sedangkan untuk penilaian kedisiplinan Bayu mengatakan untuk Ciamis penilaian kedisiplinan terhadap prokes mengalami penurunan dari 80% menjadi 60%.
PROKOPIM CIAMIS