JAKARTA: Suporter Timnas Indonesia U-19 Wahyu Alldila (32 tahun) dan anak laki-lakinya Xherdan Fachridzi (4 tahun) jadi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang Senin (29/10) pagi.
Wahyu merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Adik Wahyu atau anak nomor dua, Eldizon Pahlevi, mengungkap pesan terakhir sang kakak kepada keluarga.
“Pesan terakhir ke saya itu jaga adik-adik dan ia berharap agar keluarga akur. Hal itu ia sampaikan ke ibu [Nuni Hesto Setianingsih] belum lama ini, dan ibu sampaikan ke saya,” kata Eldi seperti dilansir CNNIndonesia.com pada Senin (29/10).
Eldi yang tinggal di Pringsewu, Lampung, mengaku mendapat kabar kecelakaan pesawat pada sekitar pukul 09.30 WIB. Ia mendapat telepon dari Ami, teman dekat Wahyu semasa kuliah.
“Dia kasih kabar untuk lihat berita di televisi pesawat jatuh, saya bilang tidak dapat sinyal nonton TV. Bang Ami lalu cerita tentang Bang Wahyu yang berangkat ke Jakarta untuk menonton Timnas Indonesia U-19. Bang Ami mengatakan bahwa tadinya mau berangkat, tapi tidak jadi.”
“Bang Ami berharap [Wahyu] tidak ada di pesawat itu, tapi ternyata ada di situ. Saya pulang ke rumah dan kasih kabar ke ibu. Ibu kaget mendengar kabar itu,” ucapnya.
Sang ibu lantas bersama beberapa anggota keluarga lain, lanjut Eldi, pergi ke Jakarta dengan penerbangan pesawat pukul 18.30 WIB dari Pangkalpinang. Sedangkan istri Wahyu lebih dahulu berangkat pukul 16.30 waktu setempat.
“Karena tiket pesawat pukul setengah 7 malam tersisa tiga, saya pakai jalur laut berangkat pukul 20.00 WIB. Anak Bang Wahyu satu lagi tidak ikut,” ujar laki-laki 27 tahun itu.
“Istri Bang Wahyu sebetulnya sudah di bandara untuk jemput. Dengar kabar kecelakaan pesawat, istri Bang Wahyu kaget. Dia juga sedang hamil anak ketiga,” ujarnya melanjutkan.
Lihat juga: Bhayangkara FC Gagal Geser Persija dan Persib di Liga 1 2018
Eldi sebetulnya curiga dengan kepergian Wahyu ke Jakarta kali ini. Pasalnya, tidak biasanya sang kakak pergi tanpa kabar.
“Biasanya, dia pasti selalu kasih kabar,” tutur Eldi.
Hingga kini, pemerintah terus melakukan pencarian kepada para korban kecelakaan tesebut. Eldi berharap agar jenazah kakaknya bisa ditemukan.
“Kenapa kalau tidak layak terbang dipaksakan terbang? Saya dengar pesawat itu terbang dari Bali dalam keadaan rusak.”
“Kalau tidak layak, jangan dipaksa terbang. Apapun kondisinya, saya sudah siap. Saya ingin jasad kakak ketemu,” pungkas Eldi.
Selain Wahyu dan anaknya, Xherdan, satu lagi suporter Garuda Nusantara yang ikut menjadi korban pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh. Dia adalah Ariawan Komardy asal Pangkalpinang yang sempat nonton laga Timnas Indonesia U-19 saat dikalahkan Jepang 0-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (28/10).
Meninggalnya korban dilihat dari akun media sosial Twitter-nya. Ajid mengatakan sempat mendapat ajakan mendukung perjuangan Rachmat Irianto dan kawan-kawan.
Ia menunggah foto pertukaran pesan singkat dengan korban melalui aplikasi WhatsApp di akun Twitternya itu.
“Kami berdua punya klub kebanggaan yang sama yaitu AC Milan. Saya sering nonton bareng beliau. Beliaulah yang pertama kali mengajak saya bermain bola sparing melawan tim-tim sepak bola Pulau Jawa. Ketika saya mutasi ke [Pulau] Jawa, kami masih aktif berkomunikasi,” tulis Ajid.
Diungkapkan Ariawan masih memperbarui status di WhatsApp tentang pertandingan Timnas Indonesia U-19 di perempat final Piala Asia U-19.
“Beliau salah satu penumpang pesawat Lion Air JT610 yang mengalami kecelakaan tadi pagi. Manifes nomor 085. Saya syok dapat kabar tersebut dan masih enggak percaya beliau naik pesawat nahas tersebut.”
“Saya coba hubungi via telepon dan Whatsapp, tapi nihil hasilnya. Dan, semakin syok ketika ada foto Mbak Ulfa [istri beliau] dan Aurel [anak pertama ada di Instagram menangis bersama korban lain. Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk Bang Ayi [Ariawan],” ungkap Ajid.
Sumber: cnnindonesia.com
Arief Subekti