BANDUNG, FOKUSJabar.com : Pakar Kriminolog Yesmil Anwar menilai Criminal Justice System dalam penindakan kejahatan oleh aparat kepolisian jangan sampai dilupakan.
Pasalnya, dengan tindakan penembakan dua pelaku kejahatan di jalan Hasan Saputra Raya IV RW 4/2 Kelurahan Turangga Kecamatan Lengkong Kota Bandung dengan melayangkan timah panas ke bagian dada dan kepala, memancing kontroversi.
“Polisi tidak berdiri sendiri. Ini menyangkut criminal justice system. Polisi ada di hulu,” ujar Yesmil, Sabtu (9/1/2016).
Selain itu, tindakan tersebut tak dipungkiri berdampak bagi masyarakat atas penembakan. Yesmil menilai, bisa jadi masyarakat akan senang karena menganggap kejahatan bisa berkurang dengan adanya hal seperti itu.
Meski demikian, dia menilai tindakan itu hanya sebatas penanganan gejalanya saja yang dihilangkan, bukan ke akar permasalahan.
“Ibaratnya penyakit kanker. kankernya yang diambil, akarnya tidak. Mungkin saja dengan begitu polisi mengklaim sudah memberi efek jera. Tapi kalau orang jadi takut tujuannya, mangga saja. Ini jadi seperti negara kekuasan, bukan negara hukum,” tegasnya.
Seperti diketahui, Tim gabungan dari Satgasus Polda Jawa Barat dan Satreskrim Polrestabes Bandung menembak mati dua pelaku ranmor, Jumat (8/1) kemarin pukul 02:30 WIB di jalan Hasan Saputra Raya IV RW 4/2 Kelurahan Turangga Kecamatan Lengkong Kota Bandung.
Kedua pelaku yang ditembak mati berinisial Jay alias Dani (28) dan Min (25). Keduanya tewas setelah terkena peluru polisi, untuk tersangka Jay di bagian dada sebanyak 3 kali, sedangkan tersangka Min di bagian kepala. Penembakan ini terjadi lantaran saat proses penangkapan, pelaku memberikan perlawanan dengan menggunakan senjata api, dan tanpa kompromi, petugas langsung melumpuhkan dua pelaku yang diduga kompoltan ranmor Lampung.
(Adi/Den)