PURWAKARTA-Golkar Memiliki potensi kehilangan suara dalam Pilkada 2018, jika tidak mengusung Dedi Mulyadi. Seperti yang dilansir Pikiran-rakyat.com Peneliti Central For Strategic and International Studies (CSIS) Gilang Arya Fernandez mengatakan, Partai Golkar di Jawa Barat memiliki potensi kehilangan suara. Bahkan potensi kehilangan suara yang sangat besar di Pemilu 2019 mendatang. Hal ini terjadi jika tidak mengusung kader berprestasi seperti Dedi Mulyadi pada Pilgub Jawa Barat 2018.
Dikatakan dia, sejak dipimpin oleh Dedi Mulyadi, Partai Golkar terus mengalami trend kenaikan signifikan. Kondisi ini berbanding terbalik dengan tren partai berlambang pohon beringin tersebut di daerah lain. Karena di daerah lain Partai Golkar terus mengalami penurunan akibat pengasuh isu nasional.
“Ini catatan penting. Hasil ini karena kinerja internal Partai Golkar di bawah kepemimpinan Dedi Mulyadi. Jadi bukan karena faktor eksternal. Di daerah lain, terlihat mesin partai tidak responsif terhadap perkembangan isu, akibatnya terus turun karena isu negatif yang mendera partai di pusat,” kata Gilang saat diwawancarai pada Rabu 27 September 2017.
Menurut catatannya, pada 2016 atau awal Dedi Mulyadi memimpin, Partai Golkar di Jawa Barat merangkak naik ke angka 13,7% setelah tahun sebelumnya atau 2015 hanya berada di angka 8,6%.
“Awal memimpin sudah naik dan kenaikan ini terus menjadi trend sampai tahun 2017 ini ada di angka 18,9%,” katanya.
Tren inilah menurut dia yang harus menjadi perhatian penting DPP Partai Golkar dalam mengambil keputusan. Terutama terkait Pilgub Jabar 2018.