CIAMIS, (GNC);- Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, termasuk di kalangan anak-anak. Namun, paparan yang terlalu dini terhadap platform ini dapat membawa dampak negatif yang serius.
Berikut adalah beberapa dampak buruk penggunaan media sosial bagi anak-anak.
6 Dampak Buruk Medsos bagi Anak
1. Rendahnya Self-Esteem: Salah satu dampak signifikan media sosial adalah rendahnya self-esteem pada anak-anak.
“Sehingga self esteem-nya diletakkan kepada like, dislike, comment, engagement, dan segala macam,” ujarnya.
Banyak dari mereka menggantungkan rasa percaya diri pada kepopuleran di media sosial. Hal ini menciptakan standar palsu tentang nilai diri.
“Kalau kita yang dewasa saja bisa tergoncang secara mental, apalagi anak-anak yang lebih muda dengan otak yang belum matang,” lanjutnya.
Anak-anak menjadi rentan terhadap rasa tidak berharga, terutama jika mereka tidak sesuai dengan standar kecantikan atau popularitas yang sering ditampilkan di dunia maya.
2. Tidak Fokus dalam Kehidupan: Penggunaan media sosial juga dapat menyebabkan seorang anak menjadi tidak fokus dalam menjalani kehidupan asli.
“Sebegitu attached-nya, jadi anak-anak menjadi tidak fokus dengan real life. Hidupnya dia sibuk dengan gadget, update status,” jelas Ratih.
Mereka lebih banyak menghabiskan waktu menggunakan gadget, daripaada melakukan hal lain seperti bermain dan belajar.
3. Risiko Manipulasi dan Informasi: Berbahaya Media sosial juga membuka jalan bagi manipulasi informasi, disinformasi, dan ideologi berbahaya.
Algoritma yang dirancang untuk merekomendasikan konten sering kali mengarahkan anak-anak pada komunitas atau informasi yang berpotensi merugikan.
“Terhubungnya by algorithm dengan orang-orang tertentu dan orang-orang itu punya impact negatif ke anak. Anak kita bisa jadi korban, ya dia ikut ke-cult,” tutur Ratih.
Dalam beberapa kasus, ini bisa mengarah pada keterlibatan dengan sekte atau komunitas ideologis yang membahayakan.
4. Paparan Konten Negatif dan Perubahan: Perilaku Tidak hanya informasi, konten seperti musik, video, atau gambar juga dapat memengaruhi perilaku anak secara drastis.
Contoh kasusnya adalah seorang anak yang terpapar lagu-lagu dengan narasi kekerasan dan simbol-simbol gelap, yang akhirnya mengalami gangguan psikotik.
Paparan konten negatif juga bisa membuat anak memiliki pandangan ekstrem yang tidak baik.
“Dulu ada pasien saya yang tidak mau mandi. Karena buat dia, mandi itu adalah indoktrinasi kapitalisme,” tuturnya.
5. Kerentanan terhadap Eksploitasi dan Kejahatan: Penggunaan media sosial memberikan akses yang luas untuk anak-anak berhubungan dengan orang lain. Sehingga, bisa menjadi pintu masuk bagi kejahatan seperti pedofilia, child grooming, dan perdagangan manusia.
“Itu juga membuat anak-anak rentan Jadi mangsa pedofilia, trafficking juga kan pasti gerbangnya lewat sosial media banyaknya,” kata Ratih.
Anak-anak yang aktif di media sosial tanpa pengawasan menjadi target yang mudah bagi pelaku kejahatan. (Red)**
Sumber: Kompas.com