CIAMIS, (GNC); – Allah SWT adalah Pencipta alam semesta, pemilik segala-galanya, dan Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Bagi seorang hamba yang ingin meraih keridhaan Allah, ada beberapa perkara yang dapat menjadi kunci untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dalam tulisan ini, kita akan menggali lebih dalam tentang tiga aspek utama yang dapat membuat Allah ridha terhadap hamba-Nya.
1. Ketaatan terhadap Perintah Allah
Pertama-tama, untuk mendapatkan keridhaan Allah, sangat penting bagi seorang hamba untuk taat terhadap perintah-perintah-Nya. Allah SWT dengan tegas menyampaikan petunjuk-Nya dalam Al-Qur’an, sebagai pedoman hidup yang sempurna. Menjalankan ibadah wajib seperti shalat, puasa, dan zakat adalah wujud ketaatan yang paling mendasar. Namun, tidak hanya dalam kewajiban ibadah, ketaatan juga melibatkan akhlak yang baik, menjaga hubungan dengan sesama, serta menjauhi perbuatan yang diharamkan.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an (QS Al-Baqarah: 197), “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.” Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjalankan ibadah sebagaimana yang telah diatur oleh Allah. Oleh karena itu, seorang hamba yang berusaha untuk menjalankan segala perintah-Nya dengan tulus dan ikhlas akan mendekatkan diri kepada keridhaan Allah.
2. Bersyukur atas Nikmat-Nikmat Allah
Sebagai makhluk ciptaan Allah, seorang hamba senantiasa dikelilingi oleh nikmat-Nya yang tak terhitung jumlahnya. Bersyukur atas segala nikmat yang diberikan merupakan wujud pengakuan akan kebesaran Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah menyatakan, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: ‘Jika kamu bersyukur, pasti Kami tambahkan (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu ingkar, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'” (QS Ibrahim: 7)
Bersyukur tidak hanya terbatas pada kondisi-kondisi baik, tetapi juga pada ujian dan cobaan yang mungkin dihadapi seorang hamba. Sikap bersyukur dalam kesulitan adalah bentuk ujian sejati tentang seberapa dalam iman seseorang kepada Allah. Dengan bersyukur dalam segala keadaan, seorang hamba menunjukkan kesabaran dan kepasrahan kepada takdir-Nya.
3. Bertawakkal dan Memiliki Keyakinan yang Kuat
Tawakal atau bertawakkal adalah sikap seorang hamba yang meletakkan segala urusan dan kepercayaan sepenuhnya kepada Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung yang sebaik-baiknya, dan cukuplah Dia sebagai Penolong.” (QS Ali Imran: 173) Tawakal bukan berarti pasif atau tidak melakukan usaha, tetapi lebih kepada meyakini bahwa hasil akhir sepenuhnya dalam kehendak Allah.
Memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Ar-Razzaq, Pemberi Rezeki, juga menjadi kunci mendekatkan diri kepada keridhaan-Nya. Dengan bekerja keras, jujur, dan ikhlas dalam mencari nafkah, seorang hamba dapat menunjukkan kepercayaan penuh kepada Allah sebagai sumber segala rezeki.
Ridha Allah Tergantung pada Ridha Orang Tua
Dalam buku Hakikat Ilmu Tasawuf karya Abd Rahman terdapat hadits yang menyebut bahwa ridha Allah SWT tergantung pada ridha orang tua, begitu pun dengan murka-Nya. Hadits ini diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amru RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
Artinya: “Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (HR At-Tirmidzi, Al Hakim, dan ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabiir. Hadits ini dinilai hasan).
Imam an-Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin mengeluarkan sejumlah hadits yang berisi perintah dan keutamaan berbakti kepada orang tua. Salah satunya seperti diriwayatkan dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata,
سَأَلْتُ النَّبِيَّ ﷺ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا. قُلْتُ : ثُمَّ أَيِّ قَالَ: «بِرُّ الْوَالِدَيْنِ». قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: «الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: “Aku bertanya kepada Nabi SAW, ‘Manakah amal yang lebih dicintai Allah’ Beliau menjawab, ‘Salat pada waktunya.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa’ Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada orang tua.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa’ Beliau menjawab, ‘Berjihad di jalan Allah.'” (Muttafaq ‘alaih).
Baca juga: Hikmah dan Keutamaan Sedekah Jum’at
Dalam kesimpulannya, untuk meraih keridhaan Allah, seorang hamba perlu menjalankan ketaatan terhadap perintah-Nya, bersyukur atas nikmat-Nya, dan memiliki tawakal serta keyakinan yang kuat. Melalui usaha dan niat yang tulus, seorang hamba dapat memperoleh cinta dan keridhaan Allah, tujuan utama dalam hidup yang penuh makna dan nilai-nilai ketakwaan. (Arin)**